JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen mobil listrik asal China, BYD, bersiap memasuki pasar otomotif Indonesia. BYD yakin produknya bisa diterima luas karena punya kualifikasi yang memadai.
Luther T Panjaitan, Kepala Marketing dan Komunikasi PT BYD Motor Indonesia, mengatakan, BYD merupakan perusahaan teknologi, mobil listrik hanya salah satu produk yang dihasilkan.
Baca juga: Target Penjualan Volvo 2024 Cuma 200 Unit Setahun
"Kami adalah perusahaan teknologi dan memberikan produk inovasi bukan sekadar teknologi otomotif," kata Luther kepada Kompas.com, belum lama ini.
"Tentunya sebagai perusahaan teknologi maka tidak jauh-jauh dari riset dan pengembangan. Total karyawan riset kami saja saat ini ada 90.000 orang dengan 11 riset institut. Artinya inovasi yang kami hasilkan mampu diterima secara global," ujarnya.
Luther menjelaskan, saat ini BYD bergerak dalam empat sektor bisnis yaitu otomotif di segmen kendaraan listrik, rail transit, energi terbarukan, dan perangkat elektronik.
Baca juga: Honda Bidik Pembelian Fleet untuk Accord RS Hybrid
Pada sektor otomotif, BYD mengklaim memiliki semua teknologi mobil listriknya sendiri. Mulai dari baterai, CTB technology, platfrom khusus mobil listrik, hingga intellegent body control system.
Luther mengatakan, baterai merupakan salah satu keunggulan yang tak dimiliki pabrikan lan. Apalagi saat ini BYD merupakan produsen baterai kendaraan listrik terbesar kedua di dunia.
Sebagai produsen baterai dan mobil listrik, BYD menggunakan baterai terbaik yang bisa dipasangkan ke mobil-mobilnya. Bahkan, baterai ini diklaim yang paling aman saat ini ada pada mobil listrik di dunia.
Baca juga: Daftar Harga Oli Transmisi Mobil Matik Desember 2023
"Salah satu produk yang kami produksi saat ini ialah blade battery," ujar Luther.
"Blade battery saat ini kami sebut sebagai the most satisfy EV battery di world karena sudah melewati penetrasi ditusuk dengan jarum dan diuji terhadap ketahanan suhu," katanya.
"Baterai lain ditusuk dengan jarum bisa capai 600 derajat dan meledak tapi baterai BYD tidak mengalami apa-apa karena maksimum suhunya hanya 60 derajat saja," ujar Luther.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.