JAKARTA, KOMPAS.com - Tren suhu tinggi di wilayah Indonesia sempat diperkirakan berakhir pada Oktober 2023, namun beradasarkan perkiraan cuaca dari pihak BMKG, curah hujan rendah kurang dari 100 mm per bulan masih berpotensi terjadi di banyak wilayah Indonesia.
Perkiraan ini bisa dianggap sebagai kabar kurang baik, karena artinya, suhu panas dan cuaca ekstrim kemungkinan masih melanda hingga akhir tahun 2023.
Dhany Ekasaputra, Manager Promosi PT Autochem Industry menjelaskan, kondisi cuaca yang tidak ramah berpotensi menimbulkan kerusakan pada mobil, khususnya pada sektor pendinginan.
Selain tetap rutin dalam hal pemeliharaan mobil, untuk lebih memastikan kondisi
tetap prima, tidak melupakan soal sistem pendinginan mesin juga perlu lebih dicermati,” kata Dhany dalam keterangannya, Jumat (3/11/2023).
Baca juga: Video Ban Motor Pakai Karet Warna-warni, Unik tapi Tidak Aman
Dhany menambahkan, jika meninjau dari segi teknik, panas berlebih bisa dianggap sebagai ‘musuh’ dari mesin kendaran.
Untuk menyiasatinya, perlu dilakukan pemeriksaan pada komponen pendingin seperti kipas elektrik, radiator, hingga water pump.
“Saat mobil berjalan mungkin gejala gangguan tidak muncul, namun jika berada di kemacetan dan kemudian indikator suhu mesin naik drastis, ada kemungkinan terjadinya kerusakan atas komponen-komponen itu,” ujarnya.
Dhany juga membagikan beberapa langkah preventif yang bisa dilakukan pengendara. Pertama, adalah melakukan pemeriksaan rutin terhadap kebocoran sistem pendinginan mesin.
Opsi preventif selanjutnya adalah memeriksa kondisi kipas elektrik. Supaya suhu mesin selalu terjaga, walaupun ada di tengah kemacetan.
Baca juga: PO Ramayana Luncurkan 3 Unit Bus Baru, Tanpa Livery Pemanah
Tak kalah penting adalah rutin memantau posisi cairan radiator. Terlebih pada kendaraan harian yang jam operasionalnya tinggi.
“Suhu mesin saat bekerja ada direntang 72-95 derajat celcius, jika di bawah itu atau lebih tinggi lagi sama-sama membuat mesin tidak bisa bekerja optimal, bahkan menjadi berbahaya jika panasnya tidak terkendali,” kata Dhany.
Saat pemeriksaan posisi air radiator, perlu disadari juga bawah kinerja radiator akan dipengaruhi oleh cairan atau coolant di dalamnya.
Cairan ini fungsinya mempertahankan stabilnya suhu mesin mobil saat bekerja. Oleh karena itu perlu dipastikan memeriksa volume air radiator, termasuk reservoir, secara berkala.
Berkurangnya air radiator yang tidak terpantau kerap kali jadi awal terjadinya panas berlebih pada mesin mobil atau sering disebut overheat. Ada baiknya pula, pengendara tidak memanfaatkan air biasa untuk diisikan ke radiator.
Baca juga: Lombardi, Spesialis Interior Mewah Andalan Mercedes-Benz dan Hyundai
“Secara prinsip, baik air biasa dan maupun coolant bisa menjadi media pelepasan panas bagi radiator. Tetapi keduanya sebenarnya akan mendatangkan hasil yang berbeda,” kata Dhany.