Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Masih Panas, Jangan Lupa Periksa Kondisi Cairan Radiator

Kompas.com - 03/11/2023, 16:24 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren suhu tinggi di wilayah Indonesia sempat diperkirakan berakhir pada Oktober 2023, namun beradasarkan perkiraan cuaca dari pihak BMKG, curah hujan rendah kurang dari 100 mm per bulan masih berpotensi terjadi di banyak wilayah Indonesia.

Perkiraan ini bisa dianggap sebagai kabar kurang baik, karena artinya, suhu panas dan cuaca ekstrim kemungkinan masih melanda hingga akhir tahun 2023.

Dhany Ekasaputra, Manager Promosi PT Autochem Industry menjelaskan, kondisi cuaca yang tidak ramah berpotensi menimbulkan kerusakan pada mobil, khususnya pada sektor pendinginan.

Selain tetap rutin dalam hal pemeliharaan mobil, untuk lebih memastikan kondisi
tetap prima, tidak melupakan soal sistem pendinginan mesin juga perlu lebih dicermati,” kata Dhany dalam keterangannya, Jumat (3/11/2023).

Baca juga: Video Ban Motor Pakai Karet Warna-warni, Unik tapi Tidak Aman

Ilustrasi cuaca panas. Simak prakiraan cuaca dan suhu udara di Yogyakarta hari ini yang dirilis oleh BMKG.Shutterstock/Panorama Images Ilustrasi cuaca panas. Simak prakiraan cuaca dan suhu udara di Yogyakarta hari ini yang dirilis oleh BMKG.

Dhany menambahkan, jika meninjau dari segi teknik, panas berlebih bisa dianggap sebagai ‘musuh’ dari mesin kendaran.

Untuk menyiasatinya, perlu dilakukan pemeriksaan pada komponen pendingin seperti kipas elektrik, radiator, hingga water pump.

“Saat mobil berjalan mungkin gejala gangguan tidak muncul, namun jika berada di kemacetan dan kemudian indikator suhu mesin naik drastis, ada kemungkinan terjadinya kerusakan atas komponen-komponen itu,” ujarnya.

Dhany juga membagikan beberapa langkah preventif yang bisa dilakukan pengendara. Pertama, adalah melakukan pemeriksaan rutin terhadap kebocoran sistem pendinginan mesin.

Opsi preventif selanjutnya adalah memeriksa kondisi kipas elektrik. Supaya suhu mesin selalu terjaga, walaupun ada di tengah kemacetan.

Baca juga: PO Ramayana Luncurkan 3 Unit Bus Baru, Tanpa Livery Pemanah

Kemacetan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, pada Kamis (7/9/2023) pagi.KOMPAS.com/RIZKY SYAHRIAL Kemacetan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, pada Kamis (7/9/2023) pagi.

Tak kalah penting adalah rutin memantau posisi cairan radiator. Terlebih pada kendaraan harian yang jam operasionalnya tinggi.

“Suhu mesin saat bekerja ada direntang 72-95 derajat celcius, jika di bawah itu atau lebih tinggi lagi sama-sama membuat mesin tidak bisa bekerja optimal, bahkan menjadi berbahaya jika panasnya tidak terkendali,” kata Dhany.

Saat pemeriksaan posisi air radiator, perlu disadari juga bawah kinerja radiator akan dipengaruhi oleh cairan atau coolant di dalamnya.

Cairan ini fungsinya mempertahankan stabilnya suhu mesin mobil saat bekerja. Oleh karena itu perlu dipastikan memeriksa volume air radiator, termasuk reservoir, secara berkala.

Berkurangnya air radiator yang tidak terpantau kerap kali jadi awal terjadinya panas berlebih pada mesin mobil atau sering disebut overheat. Ada baiknya pula, pengendara tidak memanfaatkan air biasa untuk diisikan ke radiator.

Baca juga: Lombardi, Spesialis Interior Mewah Andalan Mercedes-Benz dan Hyundai

Master Radiator Coolantist Master Radiator Coolant

“Secara prinsip, baik air biasa dan maupun coolant bisa menjadi media pelepasan panas bagi radiator. Tetapi keduanya sebenarnya akan mendatangkan hasil yang berbeda,” kata Dhany.

Berbeda dengan dengan air biasa, coolant dibuat dengan sejumlah formula khusus guna meningkatkan performa pendinginan. Salah satu perbedaan mendasarnya adalah kehadiran aditif anti karat pada coolant.

Selain itu, kandungan glycol di dalam coolant juga memegang peran penting. Komposisinya perlu diracik dengan tepat untuk disesuaikan dengan kebutuhan mesin dan kondisi lalu lintas.

Seperti mesin berteknologi direct injection, tentu memerlukan kandungan glycol tinggi agar tidak mudah menguap. Hal berbeda untuk mesin in-direct injection yang lebih memerlukan transfer panas optimal.

Baca juga: Daftar Harga LSUV Bekas per November 2023, Rush mulai Rp 84 Jutaan

PT Autochem Industry meluncurkan produk unggulan yang ditawarkan terdiri dari 3 varian dengan formula berbeda. Mulai Master Radiator Cool, Master Radiator Coolant Premix, dan Master Radiator Coolant Gold.KOMPAS.com/DIO DANANJAYA PT Autochem Industry meluncurkan produk unggulan yang ditawarkan terdiri dari 3 varian dengan formula berbeda. Mulai Master Radiator Cool, Master Radiator Coolant Premix, dan Master Radiator Coolant Gold.

Satu produk pendingin yang dianjurkan adalah MASTER Radiator Series, dengan beragam jenis radiator coolant untuk memenuhi beragam kebutuhan mesin kendaraan.

“Salah satu unsur di dalam produk Master yang kami racik juga mengadung bahan organik yang bisa memperpanjang usia pemakaian air radiator,” kata dia.

Dhany menambahkan, coolant punya masa pakai yang lebih panjang dibandingkan dengan air biasa, namun tetap diperlukan kesempatan untuk menjaga mutu cairan radiator.

Waktu penambahan atau penggantian yang dianjurkan adalah saat mobil sudah menempuh jarak 20.000 sampai 40.000 kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau