Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendaraan Pakai Oli Palsu Bisa Jadi Salah Satu Penyebab Polusi Udara

Kompas.com - 24/08/2023, 18:31 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Buruknya kualitas udara di DKI Jakarta dan kota-kota sekitarnya jadi atensi publik. Persoalan ini disinyalir terjadi karena beberapa faktor, salah satunya dari emisi gas buang  kendaran.

Buruknya emisi kendaraan, salah satunya bisa disebabkan oleh memakai oli palsu. Klaim riset ini dipaparkan di forum diskusi yang diadakan Asosiasi Pelumas Indonesia (Aspelindo) di Jakarta Pusat, Kamis (24/8/2023).

Forum tersebut membahas soal langkah penanganan kasus pemalsuan oli yang kembali marak.

Ada beberapa tokoh ahli dengan beragam latar belakang yang hadir, termasuk Hermas Efendi Prabowo, Ketua Umum Persatuan Bengkel otomotif UMKM Indonesia (PBOIN).

Baca juga: Sudah Dijaga Polisi, Masih Banyak Motor Lawan Arah di Lenteng Agung 

Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri Brigjen Hersadwi Rusdiyono dalam konferensi pers di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Kamis (8/6/2023).KOMPAS.com/Rahel Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri Brigjen Hersadwi Rusdiyono dalam konferensi pers di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Kamis (8/6/2023).

Hermas menjelaskan, pemakaian oli palsu sebagai pelumas dianggap sangat berbahaya, tidak hanya bagi mesin kendaraan, tapi juga bagi lingkungan khususnya kualitas udara.

Pasalnya, emisi karbon yang dihasilkan bisa jauh meningkat. Menurut hitungan matematis, peningkatan tersebut bahkan bisa 2 kali lipat sampai 3 kali lipat.

“Mari kita urutkan, jadi ya kalau oli asli punya durasi pemakaian sekitar 5.000 kilometer (untuk motor), tapi kalau oli palsu, hampir pasti dan memang seringnya (masa pakainya) kurang dari 1.000 kilometer,” ujarnya kepada Kompas.com.

Angka tersebut dirasa cukup mengkhawatirkan namun terbilang masuk akal, menimbang oli palsu berbeda jauh dengan yang asli, dari segi kualitas lubrikasi dan pengeluaran emisi.

Baca juga: Upaya Keras Hentikan Peredaran Oli Palsu

Mesin mobil rusak parah akibat oli palsuKompas.com/Daafa Alhaqqy Mesin mobil rusak parah akibat oli palsu

“Pakai oli palsu kan juga bikin kendaraan boros, dari situ sudah bisa dipahami (efeknya), dan ini kita baru bicara 1 konsumen yang pakai (oli palsu), bagaimana jika 100, bagaimana jika 1.000?” ujarnya.

Sigit Pranowo, Ketua Umum Aspelindo, menambahkan, oli palsu tentunya tidak memiliki standardisasi mutu yang sesuai, mulai dari kualitas lubrikasi sampai tingkat emisi buang.

“Dalam pengujian pelumas kan ada tingkatan mutu, yang menghitung tingkat perlindungan mesin dan jumlah emisi. Soal jumlah emisi inilah yang dikhawatirkan, karena tidak ada standarnya,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau