JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, mengungkap data terkait pola persebaran dan peredaran oli palsu di Indonesia yang saat ini kembali marak terjadi.
Data tersebut masih dianggap dugaan sementara. Disebutkan jika dominasi oli palsu yang saat ini beredar basis produksinya di pulau jawa.
Sedangkan fokus distribusinya berada di luar Jawa, yakni Sumatera, Kalimantan, bahkan Indonesia Timur.
Informasi tersebut diungkapkan Kasubdit 1 Kombes Pol Indra Lutriano, Perwakilan Bareskrim Polri, di sela-sela forum diskusi Asosiasi Pelumas Indonesia (Aspelindo) di Jakarta Pusat, Kamis (24/8/2023).
“Ini masih bisa dianggap sebagai dugaan sementara, berdasarkan data yang terkumpul sejauh ini,” ujarnya kepada Kompas.com.
Baca juga: Cegah Maling, Motor Batangan Juga Bisa Pasang Immobilizer
Menurutnya, data tersebut masih bersifat progresif, alias bisa berubah seiring dengan bertambahnya informasi, riset, serta penyidakan-penyidakan lainnya.
Namun Indra mengakui, persoalan oli palsu dan perseberannya terbilang cukup rumit. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi hal tersebut, dari kurangnya informasi serta tingkat kasus yang terbilang abstrak.
Kendala tersebut juga dibenarkan Sigit Pranowo, Ketua Umum Aspelindo yang mengatakan, tren kasus pemalsuan oli di Indonesia masih belum bisa dikalkulasikan secara tepat, untuk saat ini.
“Masih sulit untuk menentukan persentase, soal kasus ini (pemalsuan oli) meningkat atau menurun tiap tahunnya, karena pattern-nya acak,” kata dia.
Baca juga: Upaya Keras Hentikan Peredaran Oli Palsu
Sigit menambahkan, satu kesulitan lain adalah ketiadaan data soal berapa total populasi oli palsu yang tersebar di Indonesia saat ini, dan berapa besaran persentasenya jika dikomparasi dengan oli asli.
Menyikapi hal tersebut, Aspelindo bersinergi dengan Bareskrim Polri dan jajaran Instansi lainnya untuk melakukan penelusuran penuh, dalam upaya pengentasan peredaran oli palsu.
“Butuh proses pastinya, tapi kami pasti upayakan. Setidaknya melalui sinergi yang dicapai hari ini, kita sudah punya pola yang lebih jelas,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.