JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Indonesia punya peluang besar untuk mejadi pemain inti di era industri kendaraan listrik, khususnya untuk wilayah ASEAN.
Pasalnya, di Asia Tenggara hanya ada dua negara yang menjadi produsennya yaitu Thailand dan Indonesia. Sementara yang memiliki sumber daya bahan baku untuk membuat baterai, hanyalah Indonesia.
"Dua produsen EV (electric vehicle) di ASEAN itu adalah Thailand dan Indonesia. Tetapi, yang punya baterai hanya Indonesia. Siapa yang punya bahan baku di luar kita? Filipina," kata Airlangga di kawasan Istana Presiden, melansir Antara, Jumat (28/4/2023).
Baca juga: Begini Langkah Memanaskan Mesin Motor yang Benar Usai Ditinggal Mudik
Dengan kelebihan itu, lanjut Airlangga, Indonesia akan mendorong terciptanya ekosistem kendaraan listrik bersama negara ASEAN lainnya.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk memproduksi baterai mobil listrik.
Dia pun menyebutkan Indonesia mampu memproduksi nikel murni di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Indonesia juga memiliki kobalt, termasuk bahan utama baterai.
Indonesia memiliki cadangan nikel untuk memproduksi baterai mobil listrik hingga 30 tahun lamanya. Cadangan ini, mencangkup 24 persen dari total nikel di dunia.
Baca juga: Polisi Jelaskan Penyebab Kemacetan Parah di Puncak Bogor
Ketua Tim Pengembangan Baterai Kendaraan Listrik Agus Tjahajana mengatakan cadangan bahan baku utama baterai kendaraan listrik tersebut dikelola BUMN PT Aneka Tambang (Antam).
"Cadangan nikel yang dapat bertahan hingga 30 tahun untuk menopang bisnis industri baterai listrik di Indonesia," ucap Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.