Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Insentif Kendaraan Listrik Kontraproduktif dan Rawan Kecurangan

Kompas.com - 08/03/2023, 07:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai upaya mempercepat terciptanya ekosistem elektrifikasi dari hulu sampai hilir di Indonesia, Pemerintah RI memutuskan untuk memberikan bantuan berupa insentif pembelian kendaraan listrik, yang rencananya berlaku pada 20 Maret 2023.

Sebab, dikatakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, program percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) belum berjalan sesuai harapan.

Salah satu alasannya, karena terdapat ketimpangan harga antara kendaraan listrik yang ramah lingkungan dengan kendaraan konvensional. Sehingga dari sisi industri, Indonesia kalah saing dalam menarik investor di sektor tersebut.

Baca juga: Luhut Umumkan Insentif Kendaraan Listrik Resmi Berlaku 20 Maret

Motor listrik parikan China, Yadea resmi meluncur di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (19/2/2023). Yadea klaim berhasil menjual ratusan unit motor  dan sepeda listrik di ajang IIMS 2023.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Motor listrik parikan China, Yadea resmi meluncur di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (19/2/2023). Yadea klaim berhasil menjual ratusan unit motor dan sepeda listrik di ajang IIMS 2023.

Namun, laiknya pisau bermata dua, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai kebijakan terkait kontraproduktif bahkan rawan kecurangan.

"Kita ambil salah satu tujuan diberikannya insentif pada motor listrik yang menyasar UMKM. Mereka itu butuhnya modal, bukan motor listrik," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/3/2023).

"Kemudian, targetnya itu 200.000 unit motor listrik yang diberikan insentif bisa diserap. Maka secara otomatis, akan menambah kemacetan jalan yang pada akhirnya meningkatkan potensi kecelakaan. Karena, pembeli mayoritas bakal dari wilayah perkotaan," ujar Djoko.

Mengingat, berdasarkan data Korlantas Polri, sepanjang 2021 hampir 80 persen penyumbang kecelakaan di jalan berasal dari kendaraan roda dua. 

Belum lagi masalah potensi timbulnya oknum yang bisa 'mengakali' skema penyaluran insentif untuk dirinya sendiri. Yaitu, membeli motor pakai insentif tapi dijual kembali ke orang lain dengan harga khusus.

Baca juga: Insentif Kendaraan Listrik Harus Didukung Infrastruktur SPKLU

Motor listrik Gesits Raya-G dipamerkan di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (19/2/2023). Gesits Raya-G mengusung setang kemudi terbuka dengan panel instrumen terpisah.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Motor listrik Gesits Raya-G dipamerkan di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (19/2/2023). Gesits Raya-G mengusung setang kemudi terbuka dengan panel instrumen terpisah.

Walaupun memang pemerintah berencana akan membuat suatu sistem untuk dapat menyeleksi calon konsumen agar bisa mendapatkan insentif tersebut.

"Kemudian soal konversi. Itu penunjukkan bengkelnya seperti apa? Jangan sampai ya nanti malah teman-temannya sendiri. Bengkel di daerah itu banyak yang didirikan oleh SMK dan tidak kalah canggih (soal elektrifikasi)," ucap Djoko.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke