TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Mobil transmisi manual masih menjadi andalan konsumen di Indonesia, terutama di luar kota besar. Meski membutuhkan keahlian khusus untuk pengoperasiannya, mobil manual dipercaya lebih awet dan murah perawatan.
Dengan demikian, banyak mobil transmisi manual digunakan untuk harian. Namun, perlu diperhatikan bahwa mengoperasikan mobil transmisi manual tidak boleh asal. Ada pantangan tertentu demi keselamatan dan keawetan komponen.
Salah satunya menyangkut kebiasaan buruk yang biasa dilakukan pengemudi, misalnya kerap menginjak kopling ketika mau deselerasi.
Baca juga: Apa Benar Mobil Transmisi Manual Lebih Responsif daripada Matik?
Foreman Nissan Bintaro Ibrohim mengatakan, ada beberapa hal yang boleh dan tidak untuk dilakukan saat mengoperasikan mobil transmisi manual khususnya dalam memainkan pedal kopling.
“Perlu diketahui dengan menginjak pedal kopling, maka putaran mesin akan terbebas dengan transmisi, sehingga putaran dari mesin tidak akan diteruskan ke masing-masing roda penggerak, namun hal ini sering disalahartikan sebagai cara mengurangi laju kendaraan,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Sabtu (28/1/2023).
Dia mengtakan, padahal ketika mengurangi kecepatan laju mobil pedal kopling seharusnya tidak diinjak untuk memberikan efek engine brake.
Baca juga: Keunggulan Mobil Transmisi Manual Dibandingkan Matik
“Kalau pedal kopling diinjak, memang putaran mesin tidak tersambung dengan transmisi, tapi bukan berarti dengan hilangnya gaya putar dari mesin mobil lantas berhenti, kan? Mobil masih akan melaju karena efek gaya dorong,” ucap Ibrohim.
Justru dengan menginjak pedal kopling laju mobil akan lebih bebas, menurut Ibrohim, akan lebih kencang daripada hanya melepas pedal gas tanpa menginjak pedal kopling.
“Kalau pedal gas dilepas, pedal kopling tidak diinjak putaran mesin yang rendah justru akan menghambat laju kendaraan, sehingga akan membantu proses perlambatan, ini yang dinamakan engine brake,” ucap Ibrohim.
Baca juga: Benarkah Beli Mobil Bekas Lebih Baik yang Transmisi Manual?
Dengan begitu, disarankan agar tidak menginjak pedal kopling saat sedang deselerasi atau mengurangi laju kendaraan.
“Boleh saja menginjak pedal kopling saat hendak mengerem, ketika laju kendaraan sudah mulai pelan, misal di tikungan dalam gang sempit, atau di persimpangan jalan, seperti di perkotaan, ketika memang diperlukan untuk mengoper ke gigi lebih rendah,” ucap Ibrohim.
Dia mengatakan, mengerem sambil memainkan pedal kopling bakal berdampak pada keawetan komponen juga.
Baca juga: Parkir Mobil Transmisi Manual, Gigi Sebaiknya di Posisi N
“Membuat kampas kopling cepat habis karena lebih sering dimainkan pedal koplingnya, kampas rem juga lebih cepat tipis karena saat pengereman hanya mengandalkan rem utama,” ucap Ibrohim.
Menurut Ibrohim, hal itu sering dilakukan oleh pengemudi wanita. Mereka lebih senang menginjak pedal kopling untuk menghindari engine brake karena laju mobil akan lebih halus.
“Kalau engine brake kan pasti terasa ada entakan, itu mungkin mengganggu buat wanita yang menyukai kelembutan, itu mengonfirmasi temuan di lapangan, kebanyakan mobil yang digunakan oleh wanita cenderung lebih cepat ganti kopling,” ucap Ibrohim.
Baca juga: Cara Aman Parkir Mobil Transmisi Manual di Tanjakan dan Turunan
Jadi, selain membahayakan menginjak kopling saat mengerem pada kondisi yang tidak dibutuhkan akan memperpendek usia kampas kopling dan rem.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.