Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 28/01/2023, 09:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengisian daya baterai kendaraan listrik membutuhkan waktu relatif lama, sekitar dua sampai delapan jam agar terisi penuh. Kondisi yang membuat para pengguna mobil listrik atau motor listrik, harus menyesuaikan perilaku aktivitas sehari-hari.

Inilah mengapa, teknologi pengisian daya dengan metode cas cepat atau fast charging dianggap menjadi solusi. Sebab dengannya, durasi pengisian daya dapat dipersingkat menjadi 45 menit hingga satu jam saja.

Meski begitu, ternyata melakukan cas cepat memiliki risiko buruk terhadap kualitas baterai. Sehingga hal tersebut tidak disarankan kecuali sedang dalam kondisi mendesak ataupun buru-buru.

Baca juga: Efek Samping Pakai Drive Belt KW untuk Mobil Harian

Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging, Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW pertama di Indonesia yang disiapkan untuk penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 itu mampu mengisi penuh baterai kendaraan listrik berkapasitas 80kWh hanya dalam waktu 30 menit.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging, Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW pertama di Indonesia yang disiapkan untuk penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 itu mampu mengisi penuh baterai kendaraan listrik berkapasitas 80kWh hanya dalam waktu 30 menit.

"Idealnya pengisian baterai motor maupun mobil listrik di rumah. Fast charging itu hanya digunakan dalam keadaan mendesak, sekali dua kali boleh lah tetapi jangan dibiasakan," kata pengamat otomotif dari Institusi Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi belum lama ini.

Menurut dia, baterai pada prinsipnya memiliki pengukur arus listrik maksimal yang masuk yaitu ampere hours (AH). Biasanya, hitungannya sangat normal sesuai pengisian daya di rumah atau non-fast charging.

Sementara apabila kendaraan listrik selalu memakai fast charging, maka hitungannya tak tepat karena arus listrik yang masuk berlebih.

"Hitungannya jadi di bawah hours, menitan. Jadi berarti charging-nya dua kali kapasitas, istilahnya dipasa. Otomatis, termal akan naik sehingga keawetannya turun," jelas Agus.

Singkatnya, terlalu sering menggunakan teknologi fast charging maka kemampuan baterai juga akan menurun sehingga mengganggu fungsi kendaraan listrik sebagai moda transportasi harian.

Baca juga: Toyota Indonesia Bicara Peluang Produksi Lokal bZ4X

Ilustrasi mobil listrik sedang mengisi daya di SPKLU Shell Recharge di Mal Pacific PlaceKOMPAS.com/DIO DANANJAYA Ilustrasi mobil listrik sedang mengisi daya di SPKLU Shell Recharge di Mal Pacific Place

"Fast charging itu memperpendek umur baterai. Itu sangat-sangat berpengaruh. Masalahnya, pengguna (kendaraan listrik) kan maunya cepat (ketika isi daya)," ungkapnya.

Lebih jauh, Agus menjelaskan, ada baterai jenis tertentu yang aman ketika sering dicas pakai teknologi fast charging. Namun, jenis baterai tersebut tak cocok untuk mobil-mobil listrik bertenaga besar yaitu lithium ferro-phosphate (LFP).

"LFP itu termalnya baik, lebih tinggi, jadi relatif aman kalau mau dicas cepat. Itu masih aman. Kendaraan-kendaraan yang enggak butuh performa, cocok pakai baterai LFP. Tapi kalau perlu performa, mobil listrik butuh NMC (Nickel Manganese Cobalt) atau NCA (Nickel Cobalt Aluminum)," kata Agus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke