SEMARANG, KOMPAS.com - Penggunaan mobil transmisi manual banyak dianggap lebih sulit. Di jalan tanjakan yang curam, teknik dasar mengemudi membutuhkan kemampuan yang matang.
Berhenti di tanjakan curam sering kali membuat kampas kopling bau terbakar. Bila salah teknik, mobil bisa mundur dan menabrak kendaraan lainnya.
Lantas, pertanyaannya adalah apakah tetap aman bila ada bau gosong yang terjadi?
Baca juga: Kenali Gejala Rem Mobil Macet, Bisa Merugikan Sampai Kecelakaan
Kepala Bengkel Nasmoco Janti Yogyakarta Bambang Sri Haryanto mengatakan, kerusakan transmisi manual menyebabkan tenaga mesin berkurang.
"Kampas kopling yang habis terbakar, mobil seperti tidak bertenaga. Buat start susah. Saat jalan juga sering sulit memindahkan posisi gigi," kata Bambang.
Kesalahan faktor pengemudi di tanjakan curam membuat transmisi slip dan rusak. Atau dikarenakan beban muatan yang terlalu berat.
Maka dari itu, di jalan yang ekstrem sering ada peringatan memindahkan ke gigi rendah. Sebab, kata Bambang, saat telat mengoper gigi kopling manual akan terkikis.
Belum bila kondisi jalan macet, secara refleks pedal kopling akan digunakan lebih sering. Bau aroma terbakar berasal dari kopling yang tipis.
Menurut Bambang, faktor rute yang dilalui mempengaruhi usia kampas kopling manual menjadi lebih cepat dari jadwal pergantian 40 ribu kilometer.
"Banyak mobil yang buat operasional di daerah pegunungan ganti kopling di 20.000 kilometer. Kalau kopling enggak di garansi. Stop and go di tanjakan yang sering membuat kopling habis," tuturnya.
Kepala Bengkel Nissan Setyabudi Semarang Andika Herda Permana mengatakan, kopling yang rusak membuat tenaga mobil berkurang. Bahan bakar juga bertambah besar, karena slip pada transmisi.
"Ada BBM terbuang sia-sia. Untuk mendapatkan tenaga yang besar, mesin dipaksa dua kali lebih berat. Sering slip, gigi di pindahkan susah dan tidak ada respon. Seperti ada jeda," ucap Andika.
Baca juga: Apakah Benar Mobil Manual Lebih Kuat Melibas Tanjakan?
Saat bepergian ke daerah pegunungan, Andika mengingatkan, paling dibutuhkan adalah memperhitungkan matang terutama posisi gigi dan jangan terlalu lama menahan kopling.
"Sebisa mungkin jangan sampai berhenti di tanjakan. Saat macet, jaga jarak. Kebiasaan telat mengoper gigi juga membuat gesekan kopling berlebihan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.