SEMARANG,KOMPAS.com - Mobil matik dan manual banyak dibandingkan terutama untuk mencari siapa yang lebih baik untuk beberapa hal. Konsumsi bahan bakar mobil matik banyak di cap lebih boros. Tapi, nilai minus tersebut tak terlalu dipermasalahkan karena kenyamanan dan kemudahan berkendara.
Pada mobil tipe yang sama, ada selisih bahan bakar untuk jarak sekitar 1-2 kilometer. Namun, demikian ada beberapa pengguna yang tetap mengklaim mobil matik lebih irit. Tapi, dikarenakan faktor teknis dan pengemudi, yaitu teknik eco driving yang tepat.
Lantas lebih Irit mana antara mobil matik dan manual?
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, menguji efisiensi bahan bakar mobil, hasil akhirnya juga ditentukan kondisi rute. Gaya mengemudi berperan sekitar 70 persen dan ada faktor teknis kendaraan.
"Rute jalan yang macet dan untuk long trip ke luar kota beda hasilnya. Dalam kota yang stop and go, BBM boros karena faktor deselerasi, tapi mesin berhenti hanya sebagai genset. Jalanan lancar dan kecepatan konstan bisa menghemat bahan bakar. Itu prinsip eco driving," kata Sony.
Baca juga: Perjuangan Mobil dan Truk Libas Tanjakan di Jalan Lintas Sumatera
Gaya mengemudi eco driving dilakukan untuk mendapatkan angka efisiensi terbaik. Rute jalan tol atau jalur lintas seperti Pantura dan Lintas Sumatera membuat kecepatan berkendara dapat dijaga.
Tapi, bahan bakar akan bertambah boros bila rute yang dilewati kebanyakan ekstrem. Dalam kondisi jalan tanjakan yang curam, mobil membutuhkan tenaga untuk mendaki.
Bahan bakar malah akan menjadi boros bila rute yang dilewati adalah kemacetan di perkotaan. Mesin pada kondisi tersebut akan mendapat beban berlebihan karena berjalan lambat dan berhenti hingga beberapa kali.
Menurut Sony, mobil matik bisa mendapatkan bahan bakar yang lebih irit karena pengemudi mobil manual sering lupa diri. Gaya mengemudi mobil manual tak konsisten karena faktor psikologis pengemudi yang berubah.
Baca juga: Apakah Benar Mobil Manual Lebih Kuat Melibas Tanjakan?
"Matik bisa lebih irit, itu adaptasi mengemudi. Pengendara mobil manual kebanyakan berkendara agresif dan akselerasi mesin diluar kontrol. Hasilnya BBM lebih boros," katanya.
Faktor teknis kendaraan antara mobil matik dan manual juga banyak dianggap signifikan pengaruhnya. Hal tersebut disampaikan Kepala Bengkel Nasmoco Kaligawe Semarang Mohammad Syafruddin.
"Mobil matik untuk mendapatkan torsi lebih mudah. Beda manual, feel mengemudi yang baik hasil akhirnya juga demikian. Bila mau hitung-hitungan fuel consumption (FC), itu kan ada faktor kondisi jalan, karakter pengemudi, dan beban muatan," ucap Syafruddin.
Setelan torsi pada mobil matik dilakukan oleh ECU tergantung kebutuhan pengemudi. Berbanding terbalik di mobil manual, kemampuan dasar mengemudi yang baik menentukan faktor seberapa baik bahan bakar yang digunakan.
Syafruddin mengatakan, mobil manual bisa kalah irit. Pengendalian kendaraan seluruhnya yang dilakukan pengemudi membuat karakter sesungguhnya berubah sesuai keadaan.
Baca juga: Mobil Mesin Diesel Lebih Irit BBM, Mitos atau Fakta?
"ECU di mobil matik cenderung cepat untuk menyesuaikan. Seberapa besar tenaga, torsi dan kebiasaan berkendara dari waktu ke waktu yang menentukan BBM irit atau boros. Mobil manual sensitif, mudah berubah dan tergantung pada pengemudi saat di jalan raya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.