Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengemudi dalam Keadaan Emosi Risiko Kecelakaannya Semakin Besar

Kompas.com - 17/01/2023, 12:22 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Viral video pengemudi mobil kesal mengacungkan airsoft gun kepada sopir mobil lainnya. Kejadian itu bermula akibat cekcok yang terjadi di kawasan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pria tersebut hendak menyalip saat kondisi jalan sedang macet. Pria yang diduga lagi buru-buru itu akhirnya emosi dan kesal dengan sopir mobil boks karena dianggap menghalang-halangi.

Menanggapi hal seperti ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, jika emosi sudah menguasai orang yang ada di jalan raya, membuat seseorang tidak bisa berpikir jernih.

Baca juga: Toyota Sebut Konversi Mobil Listrik Bisa Capai Netralitas Karbon

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by INFIA - Fact (@infia_fact)

 

Sony mengingatkan, ketika mengemudi lebih baik fokus, lepaskan segala masalah sebelum mulai berkendara. Ketika mengemudi dalam keadaan emosi, risiko kecelakaan bakal semakin besar.

"Selalu berpikir positif selama berkendara, mengalah, sopan, dan berbagi dengan pengguna jalan lain karena itu adalah area publik," kata Sony kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Deretan Tugas Pramugari di Bus AKAP

Ilustrasi: Antrean kendaraan memadati Jalan Muhamad Yamin, Puncak, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (10/1/2013). Akibat material longsor kondisi jalur Puncak Pass masih belum bisa dilalui oleh kendaraan bermotor yang menyebabkan panjangnya antrian kendaraan. KOMPAS IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA Ilustrasi: Antrean kendaraan memadati Jalan Muhamad Yamin, Puncak, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (10/1/2013). Akibat material longsor kondisi jalur Puncak Pass masih belum bisa dilalui oleh kendaraan bermotor yang menyebabkan panjangnya antrian kendaraan.

Kemudian, bagi pengemudi yang terlibat kecelakaan, menurut Sony lebih baik meminta maaf dan introspeksi diri. Benar atau salah pada kejadian tersebut adalah persoalan kedua, tujuan utamanya adalah selamat di jalan.

"Kalau ada provokasi dan kontak fisik, lakukan tindakan defensive, menghindar dan berlindung utk meminimalkan cedera yang lebih parah," ucapnya.

Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengatakan, trik agar tidak cepat emosi di jalan ialah pengemudi harus paham bahwa sesuatu di jalan raya itu tidak ideal.

Baca juga: Rossi Raih Podium Pertamanya di Balapan Mobil Bersama Sean Gelael

Petugas kepolisian sedang melakukan pengaturan skema ganjil genap di kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Petugas kepolisian sedang melakukan pengaturan skema ganjil genap di kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat.

"Jalanan begitu dinamis, yang bisa kita lakukan adalah mempertahankan konsentrasi. Konsentrasi kita penuh, tidak terganggu, maka kita akan memberikan keputusan atau sikap yang tepat," ucap Jusri.

Kondisi jalan yang ramai diisi orang menjadikannya tidak menentu. Hal yang paling aman dilakukan adalah dengan sabar. Hal ini tujuannya agar bisa lebih tenang menghadapi segala hal di jalan.

"Jangan pernah menghakimi dia seperti polisi atau hakim, salah benar itu bukan domainnya dia. Jadi jangan dilawan, kalau orang itu tidak terima, bisa terjadi konflik," kata Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau