SEMARANG, KOMPAS.com - Hampir semua pabrikan otomotif saat ini menggunakan ban tubeless untuk sepeda motor.
Ban luar tanpa dalaman ini dianggap lebih memudahkan pengendara karena tekanan udara tak langsung habis bila sampai bocor.
Karena itu, pengendara bisa membawa motor ke tukang tambal ban. Biasanya, motode yang digunakan yakni model string, serta model lem yang ditusuk ke dalam ban.
Namun, banyak yang beranggapan bahwa tambal ban model tusuk bisa berbahaya. Lantas apakah benar demikian?
Baca juga: Terpaksa Kendarai Motor dengan Ban Bocor, Ketahui Dampaknya
Product Development Manager Otobox Supermarket Ban Indonesia Aan Nugroho menjelaskan, tambal ban model tusuk bisa merusak struktur karet kompon ban.
Hal tersebut karena lapisan dalam ban bisa saja tertembus dan benang bisa keluar, ban jadi benjol.
"Ban punya 3 lapis struktur, ada lapisan nilon, benang, dan kawat. Ketika tusukan penambal masuk ke dalam, bisa merusak lapisan benang," ucap Aan, kepada Kompas.com, belum lama ini.
Lapisan benang yang rusak, membuat ban benjol atau "bunting", sebab ada udara yang terjebak di dalamnya. Selain itu, permukaan ban bisa habis tidak rata.
Baca juga: Biasakan Rutin Cek Tekanan Udara Ban Motor, Banyak Manfaatnya
Benjol pada ban bisa muncul terutama pada bekas tambalan. Namun, bukan berarti tambal ban model tusuk tidak aman, selama lubangnya tidak besar seperti bocor halus.
"Selama tambalannya bagus dan angin tidak keluar tetap aman, tapi kalau lubangnya besar berisiko benjol," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.