Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peralihan Industri ke Motor Listrik Bisa Mengurangi Impor BBM

Kompas.com - 26/08/2022, 09:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com – Kabar kenaikan harga BBM subsidi Pertalite dan Solar membuat rencana peralihan ke kendaraan listrik semakin gencar. Sebab, kendaraan listrik menjadi solusi untuk mengurangi impor bensin yang membebani keuangan negara.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto, mengatakan, kendaraan listrik dapat membantu menekan dan menghemat subsidi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri.

“Kebijakan untuk energi nasional yaitu mengurangi impor bensin yang sekarang itu sudah 40-50 persen, itu salah satunya dengan kendaraan listrik, khususnya motor listrik,” ucap Djoko di Kawasan Industri Branta Mulia, Citeureup, Bogor, Kamis (25/8/2022).

Baca juga: Daftar Mobil Terlaris di GIIAS 2022

Produsen motor listrik United E-Motor nyatakan komitmen dukungan pada TKDN dan Nett Zero Emission.KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Produsen motor listrik United E-Motor nyatakan komitmen dukungan pada TKDN dan Nett Zero Emission.

Kendaraan listrik bisa menghemat subsidi sekitar Rp 0,6 triliun per tahun. Tapi kita tahu bahwa sekarang BBM itu naik harganya di internasional, angkanya bisa mencapai subsidinya itu Rp 500 triliun, ini (data) dibuat pada tahun 2020 sebelum harga BBM naik,” kata dia.

Menurut Djoko, pemerintah sebetulnya memiliki target untuk tidak impor bensin lagi pada tahun 2027, namun kemungkinan target tersebut mundur hingga 2030 karena hambatan pandemi.

“Kalau kita lihat angkanya sudah 21.000 kendaraan (listrik) dan kita punya target 100.000 (kendaraan listrik) di tahun ini. Tentunya itu (kehadiran kendaraan listrik) akan mengurangi nanti di 2025-2030 sekitar 300.000 barrel oil per day. 300.000 barrel bensin akan berkurang, otomatis kan subsidinya akan berkurang,” jelas Djoko.

Baca juga: Yamaha Siapkan E-Vino Terbaru dengan Jarak Tempuh Lebih Jauh

Sementara dari sisi masyarakat, Djoko mengatakan masyarakat dapat melakukan penghematan biaya bahan bakar sekitar Rp 100.000 per bulan untuk motor listrik dan Rp 320.000 per bulan untuk mobil listrik.

"Dalam Perpres RUEN mengamanatkan untuk membangun industri moda transportasi listrik/hybrid pada tahun 2025 sebesar 2.200 unit untuk roda empat dan 2,1 juta unit untuk roda dua,” ujar Djoko.

"Adapun manfaat penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai bagi Pemerintah yaitu pengurangan defisit, efisiensi energi, subsidi, dan lingkungan, serta bagi masyarakat dapat menghemat biaya bahan bakar,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau