TANGERANG, KOMPAS.com - Wuling Air ev resmi meluncur di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022. Mobil listrik ini hadir untuk menunjukkan keseriusan Wuling di pasar mobil nol emisi.
Kompas.com mendapat kesempatan menjajal Air ev di area tertutup di BSD City, Tangerang. Impresi perdana ini sedikit banyak dapat menggambarkan bagaimana rasa berkendara mobil listrik kompak tersebut.
Baca juga: Kia Masih Pilih Impor Mobil Dibanding Rakit Lokal
Desain
Desain Air ev pada dasarnya ialah mobil mungil dengan sedikit lekuk untuk menekankan fungsi. Bentuknya kotak tapi dipermanis dengan "hidung" minimalis di bagian depan dan bentuk bokong yang simpel.
Posisi duduk
Masuk ke kabin mobil tidak perlu pakai anak kunci karena didukung passive keyless entry. Pastikan remote berada di dalam saku kemudian pencet tombol hitam di atas gagang pintu dan kemudian buka pintu.
Pintunya terasa kokoh buat mobil mungil. Saat pintu dibuka area instrumen klaster langsung menyala, tanda mobil sudah siap digunakan.
Saat pertama duduk terasa mobil ini cukup lega. Untuk diketahui pengemudi Kompas.com memiliki postur tinggi 168 cm dan berat 72 kg. Bisa jadi berbeda jika pengemudi lain punya postur lebih besar.
Baca juga: Kapan Suzuki Grand Vitara Terbaru Masuk Pasar Indonesia?
Di atas kertas mobil ini memiliki panjang 2.974 mm, lebar 1.505 dan tinggi 1.631 mm. Dengan lebar cuma 1,5 meter tapi rupaya jarak antara dua jok depan masih punya cukup ruang. Bahu antara pengemudi Kompas.com dan jurnalis lain tidak menempel.
Kemudian saat memegang setir, alat kemudinya terasa tinggi. Namun pandangan tetap terasa luas.
Rasa berkendara
Wuling Air ev punya tiga mode berkendara. Kompas.com mencoba model Eco dan terasa respon gas lambat ketiak dipindah ke model Sport tarikan lebih terasa. Namun tarikannya terasa masih smooth alias halus.
Tidak ada getar berlebih di area setir meski ban mobil ini cuma 12 inci. Respon jalan ke setir terbilang halus dan setirnya terasa enteng. Teringat mayoritas motor listrik yang gasnya juga enteng ketimbang motor bensin.
Baca juga: Alasan Subaru Hadir Tanpa Pajang Kendaraan Elektrifikasi di GIIAS 2022
Suspensi belakangnya tergolong keras tapi bisa jadi untuk menjaga handling lebih mantap.
Kompas.com juga mencoba kursi baris kedua. Ruang kakinya masih cukup lega tapi membuat posisi duduknya tegak. Kemudian bagian kepala cukup mepet dengan kaca belakang.
Lincah
Dimensi kompak mengartikan mobil ini cocok dikendarai di perkotaan yang macet, sempit atau area parkir terbatas. Radius putarnya kecil hanya 4,3 meter.
Saat mobil dicoba melakukan putaran balik di jalan dua lajur, mobil langsung dapat balik arah tanpa kendala.
Mobil ini juga punya fitur Hill Hold Control yang dapat menahan mobil agar tidak turun saat di tanjakan. Untuk itu pengemudi harus mengaktifkan Automatic Vehicle Holding yang tombolnya di belakang rem parkir.
Kelemahan
Lubang AC sedikit banyak terhalang oleh kursi depan. Jika diisi penuh penumpang belakang bisa kepanasan karena hembusan angin dingin tidak sampai ke kursi belakang.
Baca juga: Beli Motor Listrik Minerva M1 Bisa Pilih Sistem Cas Baterai
Terbukti kawan dari media lain yang duduk di kursi belakang di mobil lain saat melakukan tes kemudian turun dengan kaus basah bekas keringat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.