JAKARTA, KOMPAS.com - Video viral di sosial media pengendara sepeda motor yang motornya dijahili orang dengan memasukkan garam. Terlihat banyak butiran kasar baik di stik pengukur sampai oli buangan.
Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM), mengatakan, memasukkan garam ke oli mesin motor orang lain sangat merugikan karena bisa membuat dalaman mesin baret.
Baca juga: Leasing Belum Incar Pembiayaan Kendaraan Listrik
Namun sulitnya kata Endro, tidak ada rumus pasti mengetahui bahwa motor kita dijaili orang dengan memasukkan garam. Tanda-tandanya atau gejalanya bersifat general seperti motor "ngempos" dan suara berisik.
https://www.tiktok.com/@vespaconcept/video/7129081238937210139?is_from_webapp=1&sender_device=pc&web_id=7113350641523295745
"Buat orang awam bahkan saya sendiri mungkin tidak tahu, tahunya ialah tenaga pasti turun karena volume oli lebih banyak kemudian suara kasar dan (knalpot) ngebul warna asap putih. Itu biasanya. Berat, tenaga kurang dan ngebul," kata Endro kepada Kompas.com, Senin (9/8/2022).
Endro mengatakan, memasukkan garam ke oli mesin sudah ada sejak dulu. Hal itu merupakan pekerjaan orang jahat karena garam memang salah satu yang paling merusak mesin.
"Memang itu dikasih garam sebenarnya itu orang iseng dan jahat banyak. Itu pengalaman saya sejak dulu sudah ada," kata Endro.
Baca juga: Mengenal Fungsi Sight Glass pada AC Mobil
Bahkan sebetulnya banyak yang bisa dipakai buat mengerjai orang bukan cuma garam. Salah satu yang sering dipakai ialah lilin buat membatik, kecap atau sirup. Namun yang paling merusak tetap garam.
"Memang dulu saya pernah lihat karena saya di bengkel, ada yang suka memberi malam itu lilin buat membatik, ada juga kecap, sirup, dan macam-macam," kata dia.
"Tapi yang paling ganas ialah garam. Kalau garam sudah hampir semua rusak. Bearing di crankshaft sudah pasti di poros engkol rusak. Tapi kalau kecap, sirup mesin jadi berat, rusak tapi tidak separah garam," kata Endro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.