Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moeldoko Sebut Kendaraan Listrik Masih Sulit Dapat Kredit

Kompas.com - 17/07/2022, 08:21 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menilai bahwa sektor perbankan masih belum maksimal dalam mendukung era kendaraan listrik di Indonesia melalui pemberian pembiayaan yang menarik.

Pasalnya, saat ini diakui, masih ada produsen kendaraan yang kesulitan untuk mendapatkan pembiayaan dari perbankan. Padahal pemerintah telah menargetkan keberadaan kendaraan listrik mencapai 2 juta unit di 2025.

"Masih adanya asumsi mobil listrik itu mahal. Untuk itu, butuh komitmen perbankan dan korporasi untuk mendukung pembiayaan kepada industri dan konsumen kendaraan listrik," kata dia dalam agenda Scaling Up Green Finance In Indonesia yang disiarkan di YouTube Bank Indonesia, Sabtu (16/7/2022).

Baca juga: Jajaran Kendaraan Listrik KTT G20 Siap Ramaikan PEVS 2022

Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di area gerbang masuk pintu 3 Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (4/6/2022)KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di area gerbang masuk pintu 3 Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (4/6/2022)

Selain itu, Moeldoko juga mengakui pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan.

Salah satunya, dilema untuk menentukan hal apa yang perlu dikembangkan lebih dulu antara percepatan produksi mobil dan sepeda motor listrik atau ketersediaan fasilitasnya.

Ia berharap, dengan adanya pertemuan Bank Indonesia (BI), pemerintah dan juga industri di agenda ini bisa menghasilkan kesepakatan bersama, sekaligus kesadaran sektor keuangan untuk mendukung pembiayaan kendaraan listrik.

"Kalau kendaraannya dibangun masif tapi charging station-nya belum ada, ini jadi masalah. Charging station dibangun tapi pertumbuhan mobil listrik belum tumbuh dengan baik juga jadi masalah," kata dia.

Baca juga: Adu Spesifikasi Mesin Stargazer, Avanza, dan Xpander

Ilustrasi kendaraan listrik.(Dok. Shutterstock/Sopotnicki) Ilustrasi kendaraan listrik.

"Sehingga membuat tidak ada yang mau investasi. Ini ibarat menentukan lebih dulu mana antara ayam atau telur. Jadi semuanya saling menunggu," lanjut Moeldoko.

Di samping itu, tambahnya, masyarakat juga perlu diberi penjelasan tentang manfaat kendaraan listrik tersebut. Misalnya saja dengan melakukan sosialisasi massif ke masyarakat utamanya kepada yang sama sekali belum mengetahui isunya.

“Misalnya tentang baterai kena air bagaimana? Minim kebakaran tidak? Apakah baterainya tahan lama tidak dan lainnya. Itu isu yang berkembang termasuk aftersales-nya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com