Mobil Formula E saat ini memiliki power output sebesar 250 kW, sehingga mobil bisa melaju hingga 280 kilometer per jam.
Kemampuan akselerasi untuk 0-100 kilometer per jam dapat ditempuh dalam 2,8 detik. Baterainya sendiri didesain oleh McLaren Applied Technologies.
Komponen yang satu ini berfungsi untuk mengubah energi dari baterai menjadi kecepatan. Termasuk motor, inverter, dan perangkat lunak yang memungkinkan transfer energi.
"Pada Formula E, pembeda performa terbesar adalah efisiensi powertrain. Ada fokus besar pada power-electronics, pada motor dan girboks, membuatnya seefisien mungkin," kata Vagg.
Bagian ini yang menjadi persaingan tiap tim. Sebab, tiap tim diizinkan untuk mendesain inverter sendiri untuk mengubah muatan listrik dari baterai dari arus searah menjadi arus bolak-balik.
Kemudian, motor menggunakan listrik untuk menggerakkan roda. Elektronik silikon-karbida yang menggerakkan motor menggunakan magnet terbaik yang pernah ada.
Rem
Pengereman adalah salah satu aspek penting pada Formula E, karena tidak ada mobil di trek yang memulai balapan dengan cukup tenaga baterai untuk menyelesaikannya.
Pebalap harus mengembalikan energi selagi balapan melalui pengereman regeneratif. Teknologi yang sama digunakan pada mobil hybrid. Teknologi ini berguna untuk mengecas baterai yang tenaganya berasal dari pengereman.
Rem belakang cukup menarik, karena menggunakan sistem brake-by-wire. Saat pebalap menginjak pedal rem, ECU akan menyeimbangkan seberapa besar pengereman yang diinginkan oleh pebalap dengan seberapa besar energi yang akan dipasok pada sistem regeneratif.
Setir
Tak jauh berbeda dengan F1, setir yang digunakan pada Formula E juga dilengkapi dengan beragam tombol.
Setirnya dibekali dengan layar yang menampilkan banyak informasi, seperti kecepatan, sisa jarak tempuh, temperatur rem, dan tekanan udara ban.
Sementara, tombol-tombol yang ada berfungsi untuk mengaktifkan Brake Bias, Pit Lane, Attack Mode, Radio, dan lainnya.