JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil balap Formula E mengandalkan baterai sebagai sumber tenaga. Mobil listrik ini terus berkembang setiap tahunnya dengan berbagai inovasi.
Formula E memiliki iklim persaingan yang cukup setara. Sebab, beberapa bagiannya diseragamkan, seperti sasis, baterai, aerodinamika, dan lainnya.
Dr. Chris Vagg, insinyur otomotif Universitas Bath, mengatakan, ada persaingan dari segi teknologi pada bagian yang tidak diseragamkan.
"Termasuk inverter, motor, girboks, sistem kontrol brake-by-wirre, dan semua manajemen energi yang dikendalikan perangkat lunak pada mobil. Tidak ada standarisasi perangkat lunak pada mobil," ujar Vagg, dikutip dari Sciencefocus.com, Kamis (2/6/2022).
Tak jarang Formula E dibanding-bandingkan dengan Formula 1 (F1). Padahal, jika dilihat mobil yang digunakan tujuan pengembangannya berbeda.
Mobil balap Formula E dikembangkan untuk menciptakan efisiensi baterai sebaik mungkin. Sementara F1, untuk mendapatkan mobil yang paling kencang sesuai dengan regulasi.
Ada tujuh bagian pada mobil Formula E yang sangat penting yang membedakannya dengan mobil balap F1. Perbedaannya mulai dengan desain, sumber tenaga, powertrain, rem, setir, halo, hingga ban.
Desain
Sasis mobil Formula E Gen2 sering disebut dengan 'Batmobile'. Bentuknya ramping dengan X-wing di belakang yang berguna untuk meningkatkan downforce dan memberikan pengendalian yang lebih responsif di trek untuk pebalap.
Untuk bagian roda yang tertutup, tujuannya adalah mengurangi turbulensi yang datang dari mobil di depan.
Mobil balap ini terbuat dari serat karbon, aluminium, dan kevlar. Bobotnya hanya 800 kg, sudah termasuk baterai dan pebalap.
Baterai
Baterai yang digunakan pada Gen2 memiliki kapasitas dua kali lebih besar dari generasi pertama.
Jika pada generasi pertama pebalap harus berganti mobil karena baterai yang habis, pada Gen2 sudah bisa melakukan satu balapan sepenuhnya.
Baterai yang digunakan juga memiliki voltase yang lebih baik, pengisian lebih cepat, sehingga bisa menempuh jarak lebih jauh dan menghasilkan tenaga lebih besar.
Mobil Formula E saat ini memiliki power output sebesar 250 kW, sehingga mobil bisa melaju hingga 280 kilometer per jam.
Kemampuan akselerasi untuk 0-100 kilometer per jam dapat ditempuh dalam 2,8 detik. Baterainya sendiri didesain oleh McLaren Applied Technologies.
Powertrain
Komponen yang satu ini berfungsi untuk mengubah energi dari baterai menjadi kecepatan. Termasuk motor, inverter, dan perangkat lunak yang memungkinkan transfer energi.
"Pada Formula E, pembeda performa terbesar adalah efisiensi powertrain. Ada fokus besar pada power-electronics, pada motor dan girboks, membuatnya seefisien mungkin," kata Vagg.
Bagian ini yang menjadi persaingan tiap tim. Sebab, tiap tim diizinkan untuk mendesain inverter sendiri untuk mengubah muatan listrik dari baterai dari arus searah menjadi arus bolak-balik.
Kemudian, motor menggunakan listrik untuk menggerakkan roda. Elektronik silikon-karbida yang menggerakkan motor menggunakan magnet terbaik yang pernah ada.
Rem
Pengereman adalah salah satu aspek penting pada Formula E, karena tidak ada mobil di trek yang memulai balapan dengan cukup tenaga baterai untuk menyelesaikannya.
Pebalap harus mengembalikan energi selagi balapan melalui pengereman regeneratif. Teknologi yang sama digunakan pada mobil hybrid. Teknologi ini berguna untuk mengecas baterai yang tenaganya berasal dari pengereman.
Rem belakang cukup menarik, karena menggunakan sistem brake-by-wire. Saat pebalap menginjak pedal rem, ECU akan menyeimbangkan seberapa besar pengereman yang diinginkan oleh pebalap dengan seberapa besar energi yang akan dipasok pada sistem regeneratif.
Setir
Tak jauh berbeda dengan F1, setir yang digunakan pada Formula E juga dilengkapi dengan beragam tombol.
Setirnya dibekali dengan layar yang menampilkan banyak informasi, seperti kecepatan, sisa jarak tempuh, temperatur rem, dan tekanan udara ban.
Sementara, tombol-tombol yang ada berfungsi untuk mengaktifkan Brake Bias, Pit Lane, Attack Mode, Radio, dan lainnya.
Halo
Setiap mobil balap single seater FIA, harus dilengkapid dengan pelindung kepala yang disebut Halo. Komponen ini terbuat dari material titanium yang sangat kuat. Kekuatan komponen ini disebut dapat menahan 17 mobil Formula E yang ditumpuk di atasnya.
Selain itu, pada Halo terdapat lampu LED yang akan menyala tergantung dari mode tenaga yang digunakan oleh pebalap, mulai dari nyala kebiruan hingga keunguan.
Ban
Ban yang digunakan pada Formula E adalah Michelin Pilot Sport EV. Berbeda dengan F1 yang memiliki ban khusus trek kering dan basah, untuk Formula E, ban tersebut bisa digunakan untuk kondisi basah dan kering. Bannya juga dibuat dari material yang ramah lingkungan.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/06/02/134100415/begini-anatomi-mobil-balap-listrik-formula-e