Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Pertamina Soal Kriteria Mobil Mewah yang Tak Boleh Beli Pertalite

Kompas.com - 02/06/2022, 08:42 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah sedang melakukan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM.

Dengan adanya revisi aturan tersebut, nantinya mobil mewah bakal dilarang membeli bahan bakar bensin jenis Pertalite.

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman mengatakan, seiring dengan revisi yang dilakukan, pemerintah bersama Pertamina juga sedang menyusun petunjuk teknis pembelian Pertalite.

Lantas seperti apa kriteria kendaraan mewah yang tak boleh membeli Pertalite,  apakah dibedakan berdasarkan harga, merek, atau teknologi yang digunakan?.

Baca juga: Siap-siap, Mobil Mewah Bakal Dilarang Beli Pertalite


Menjawab pertanyaan tersebut, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, untuk kriteria yang masuk dalam kategori kendaraan mewah akan diputuskan oleh pemerintah.

Irto menjelaskan, bila mengacu pada spesifikasi, kendaraan mewah pada umumnya sudah mensyaratkan pemakaian RON 92 ke atas seperti Pertamax. Karena Pertalite sendiri masih RON 90.

"Secara spek tentunya kurang tepat kalo menggunakan RON di bawah itu (kendaraan mewah), dan namanya subsidi tentu diharapkan bisa tepat sasaran untuk masyarakat yang membutuhkan," ujar Irto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/6/2022).

Lebih lanjut Irto mengatakan, pengguna mobil mewah harusnya tidak masuk dalam kelompok yang mengonsumsi atau membeli Pertalite, karena statusnya sudah menjadi BBM penugasan yang mendapat subsidi dari pemerintah.

Ketika ditanya apakah nanti jenis kendaraan mewah yang dimaksud juga akan mengarah pada pengguna sepeda motor, Irto kembali mengatakan yang akan menentukan adalah pemerintah.

Baca juga: Wuling Perkenalkan Mobil Listrik untuk Pasar Indonesia

"Untuk itu (motor) kita lihat nanti keputusan resminya dari pemerintah ya. Jadi kriteria masyarakat pengguna BBM bersubsidi nanti akan ditentukan oleh Pemerintah," katanya.

Penggunaan RON 92 pada mobil tak hanya berlaku untuk segmen mewah dengan harga di atas Rp 500 jutaan, kategori mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC), juga sudah dianjurkan pabrikan untuk mengonsumsi BBM yang lebih tinggi dari RON 90.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
mkasudnya diekspor adalah utk diolah menjadi bensin, solar, dll, lalu di import kembali dalam bentuk siap pakai. indonesia belum punya pabrik penyulingan, entah kenapa sampai sekarang masih belum dibangun...., membalas komentar dn properti : pemerintah ngalilieur sorangan,bahan baku minyak diekspor,ari pertamax ngimport padahal bisa produksi sendiri, nu lebih murah, aneh???


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Pernyataan Menteri Agama Pasca Kecelakaan Bus Umrah WNI
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau