Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerapan Kendaraan Otonom di Indonesia, Swasta Bisa Mulai Lebih Dulu

Kompas.com - 24/05/2022, 15:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong pihak swasta untuk mulai memanfaatkan kendaraan beromotor otonom (autonomous vehicle) alias kendaraan tanpa awak, dalam upaya mendorong terciptanya sistem transportasi cerdas (intelligent transport system).

Sebab, sektor swasta disebut memiliki sistem yang lebih fleksibel dan juga terdepan dibandingkan sektor lainnya. Hal ini juga dapat menjadi edukasi masyarakat sebelum pada akhirnya diterapkan secara luas.

"Sektor swasta memiliki sistem yang lebih fleksibel dan terdepan untuk memanfaatkan teknologi tersebut. Jika swasta berperan aktif, ini akan menjadi suatu kekuatan yang luar biasa," kata Budi.

Baca juga: Desain Toyota Hilux Vs Mitsubishi Triton, Pilih Simpel atau Modern?

Navya Arma, kendaraan listrik otonom di kawasan BSD, Tangerang Selatan.Dok. Kemenhub Navya Arma, kendaraan listrik otonom di kawasan BSD, Tangerang Selatan.

"Sistem transportasi cerdas adalah suatu keniscayaan yang akan terjadi. Jadi, saya bangga sektor swasta seperti Sinar Mas Land yang berkerja sama dengan Mitsubishi Corporation, mulai berperan aktif," tambah dia.

Diketahui, kedua perusahaan raksasa tersebut menghadirkan kendaraan masa depan melalui Q Big dengan cangkupan operasi di BSD City dan kawasan BSD Green Office Park.

Dibawa langsung dari Prancis dengan merek dagang Navya varian Arma, kendaraan dibekali penggerak listrik dan battery pack berkapasitas 33 kWh yang bisa bertahan selama 9 jam.

Saat beroperasi, Arma memanfaatkan beragam sensor mulai dari Global Positioning System (GPS), sensor LIDAR (Light Radar) yang digabungkan dengan kamera resolusi tinggi untuk big data analysis.

Kemudian akan diproses oleh komputer yang memiliki spesifikasi tinggi tertanam di dalam kendaraan. Untuk kapasitas penumpangnya, 15 orang dengan formasi 11 duduk dan 4 berdiri.

"Kami dorong swasta juga untuk ikut terlibat dalam pembangunan sistem transportasi di Ibu Kota Negara (IKN) nanti,” tutur Budi.

Mengingat, pembangunan IKN dilakukan dengan mengusung konsep Pintar, Hijau dan Berkelanjutan (Smart, Green and Sustainability).

Baca juga: Sensasi Naik Kendaraan Listrik Otonom di Q Big BSD

Uji coba kendaraan listrik otonom di Q Big BSDKOMPAS.com/FATHAN RADITYASANI Uji coba kendaraan listrik otonom di Q Big BSD

Sehingga, kehadiran transportasi cerdas dan ramah lingkungan serupa dapat membuat Indonesia menjadi negara terkemuka. Di samping, ada banyak manfaat bagi warga dan lingkungan sekitar.

Sebab menurut Budi, kendaraan listrik otonom itu memiliki kelebihan dari rendahnya emisi karbon yang dihasilkan (lebih ramah lingkungan), hingga dapat menurunkan tingkat kecelakaan yang diakibatkan oleh kesalahan manusia (human error).

“Kita harus percaya kita bisa mewujudkan ini dan momentum ini tepat ketika Indonesia dipercaya memegang Presidensi KTT G-20 tahun ini,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau