Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Perangkat Suspensi Depan Ducati Dilarang di MotoGP, Motornya Sudah Terlalu Kencang

Kompas.com - 28/03/2022, 14:01 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perangkat suspensi depan milik Ducati resmi dilarang mulai musim 2023. Lima pabrikan lainnya di MotoGP menentang penggunaan alat tersebut.

Musim ini, Ducati menggunakan Front Ride Height Device atau perangkat suspensi depan yang dapat menurunkan ketinggiannya secara manual. Sehingga, potensi motor mengalami wheelie semakin berkurang dan akselerasi akan meningkat.

Baca juga: Perangkat Suspensi Depan Ducati Akan Dilarang Mulai MotoGP 2023

Inovasi tersebut ditentang oleh kelima pabrikan lainnya, yakni Honda, Yamaha, Suzuki, KTM, dan Aprilia.

Alasannya adalah karena perangkat tersebut bukanlah inovasi yang dapat diterapkan pada motor produksi massal.

Pebalap Ducati Lenovo Team Jack Miller memacu sepeda motornya saat sesi latihan bebas 1 MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Jumat (18/3/2022). Ajang balapan MotoGP seri kedua 2022 tersebut berlangsung pada 18-20 Maret 2022.ANTARA FOTO/ANDIKA WAHYU Pebalap Ducati Lenovo Team Jack Miller memacu sepeda motornya saat sesi latihan bebas 1 MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Jumat (18/3/2022). Ajang balapan MotoGP seri kedua 2022 tersebut berlangsung pada 18-20 Maret 2022.

Pada motor produksi massal, terdapat suspensi depan elektrik. Tapi, karena regulasi, penggunaan suspensi tersebut dilarang di MotoGP.

Selain itu, jika Ducati diizinkan menggunakan perangkat tersebut, maka pabrikan lain terpaksa harus mengikuti untuk mengimbanginya. Sementara, anggaran yang dikeluarkan menjadi lebih besar untuk mengembangkannya.

Baca juga: Shell Advance Dukung Tim Ducati Lenovo di MotoGP Mandalika

Alasan utamanya adalah faktor keselamatan. Sebab, saat ini motor MotoGP dinilai sudah mencapai kecepatan maksimumnya oleh pemasok rem Brembo yang digunakan oleh setiap motor.

Pebalap Pramac Racing Johann Zarco melaju saat balapan MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Minggu (20/3/2022). Pembalap Red Bull KTM Factory Racing Miguel Oliveira berhasil menjadi juara pertama diikuti pembalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo dan pembalap Pramac Racing Johann Zarco.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pebalap Pramac Racing Johann Zarco melaju saat balapan MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Minggu (20/3/2022). Pembalap Red Bull KTM Factory Racing Miguel Oliveira berhasil menjadi juara pertama diikuti pembalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo dan pembalap Pramac Racing Johann Zarco.

"Kami mendapat surat dari Brembo yang mengatakan top speed MotoGP sekarang sudah di atas batas kemampuan rem. Top speed sekarang 362 km/jam," ujar Direktur Motorsport KTM Pit Beirer, dikutip dari Speedweek.com, Senin (28/3/2022).

Beirer menambahkan, dengan perangkat suspensi depan, motor bisa berakselerasi lebih baik dan meningkatkan sedikit top speed. Menurutnya, motor MotoGP sudah terlalu kencang.

Pebalap Ducati Lenovo Team, Francesco bagnaia memacu sepeda motornya saat sesi latihan bebas 4 MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (19/3/2022).GARRY LOTULUNG Pebalap Ducati Lenovo Team, Francesco bagnaia memacu sepeda motornya saat sesi latihan bebas 4 MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (19/3/2022).

"Zona crash tidak didesain untuk motor 362 km/jam, itu sudah berada di batas. Itulah mengapa kami tidak ingin lebih kencang lagi untuk top speed," kata Beirer.

Selain itu, Beirer menambahkan, motor MotoGP saat ini sudah memiliki 11 tombol yang harus dikuasai pebalap untuk digunakan saat balapan.

Francesco Bagnaia saat berlaga pada MotoGP Qatar 2022. (Photo by KARIM JAAFAR / AFP)KARIM JAAFAR Francesco Bagnaia saat berlaga pada MotoGP Qatar 2022. (Photo by KARIM JAAFAR / AFP)

Dengan posisi badan yang dinamis, dalam kecepatan tinggi, tentunya akan sulit untuk menekan tombol dan akhirnya mengganggu konsentrasi dan mengorbankan keselamatan.

"Kami harus berhati-hati tidak membawa kendaraan ini terlalu jauh. Kami harus fokus pada balap motor itu sendiri. Ini tentang akselerasi, pengereman, dan karakteristik berkendara," ujar Beirer.

"Untuk itu, kami menolak perangkat baru tersebut karena alasan keamanan. Kami akan mengetahuinya di trek apakah sistem tersebut benar-benar membantu catatan waktu atau tidak. Kami di KTM jelas tidak ingin membangun sistem tersebut di motor," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau