Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Perangkat Suspensi Depan Ducati Dilarang di MotoGP, Motornya Sudah Terlalu Kencang

Kompas.com - 28/03/2022, 14:01 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perangkat suspensi depan milik Ducati resmi dilarang mulai musim 2023. Lima pabrikan lainnya di MotoGP menentang penggunaan alat tersebut.

Musim ini, Ducati menggunakan Front Ride Height Device atau perangkat suspensi depan yang dapat menurunkan ketinggiannya secara manual. Sehingga, potensi motor mengalami wheelie semakin berkurang dan akselerasi akan meningkat.

Baca juga: Perangkat Suspensi Depan Ducati Akan Dilarang Mulai MotoGP 2023

Inovasi tersebut ditentang oleh kelima pabrikan lainnya, yakni Honda, Yamaha, Suzuki, KTM, dan Aprilia.

Alasannya adalah karena perangkat tersebut bukanlah inovasi yang dapat diterapkan pada motor produksi massal.

Pada motor produksi massal, terdapat suspensi depan elektrik. Tapi, karena regulasi, penggunaan suspensi tersebut dilarang di MotoGP.

Selain itu, jika Ducati diizinkan menggunakan perangkat tersebut, maka pabrikan lain terpaksa harus mengikuti untuk mengimbanginya. Sementara, anggaran yang dikeluarkan menjadi lebih besar untuk mengembangkannya.

Baca juga: Shell Advance Dukung Tim Ducati Lenovo di MotoGP Mandalika

Alasan utamanya adalah faktor keselamatan. Sebab, saat ini motor MotoGP dinilai sudah mencapai kecepatan maksimumnya oleh pemasok rem Brembo yang digunakan oleh setiap motor.

"Kami mendapat surat dari Brembo yang mengatakan top speed MotoGP sekarang sudah di atas batas kemampuan rem. Top speed sekarang 362 km/jam," ujar Direktur Motorsport KTM Pit Beirer, dikutip dari Speedweek.com, Senin (28/3/2022).

Beirer menambahkan, dengan perangkat suspensi depan, motor bisa berakselerasi lebih baik dan meningkatkan sedikit top speed. Menurutnya, motor MotoGP sudah terlalu kencang.

Baca juga: Utang Rp 500.000 Bengkak Jadi Rp 40 Juta, Lansia di Tangerang Kehilangan Lahan karena Dirampas Rentenir

"Zona crash tidak didesain untuk motor 362 km/jam, itu sudah berada di batas. Itulah mengapa kami tidak ingin lebih kencang lagi untuk top speed," kata Beirer.

Selain itu, Beirer menambahkan, motor MotoGP saat ini sudah memiliki 11 tombol yang harus dikuasai pebalap untuk digunakan saat balapan.

Dengan posisi badan yang dinamis, dalam kecepatan tinggi, tentunya akan sulit untuk menekan tombol dan akhirnya mengganggu konsentrasi dan mengorbankan keselamatan.

Baca juga: 8 Gejala Diabetes yang Dirasakan Saat Bangun Tidur, Apa Saja?

"Kami harus berhati-hati tidak membawa kendaraan ini terlalu jauh. Kami harus fokus pada balap motor itu sendiri. Ini tentang akselerasi, pengereman, dan karakteristik berkendara," ujar Beirer.

"Untuk itu, kami menolak perangkat baru tersebut karena alasan keamanan. Kami akan mengetahuinya di trek apakah sistem tersebut benar-benar membantu catatan waktu atau tidak. Kami di KTM jelas tidak ingin membangun sistem tersebut di motor," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
faktor keselamatan pembalap tidak boleh dikorbankan demi kecepatan. #jernihberkometar
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau