JAKARTA, KOMPAS.com - Ducati terus melakukan inovasi dan yang terbaru adalah perangkat suspensi depan yang disebut Front Ride Height Adjuster. Perangkat ini masih mengundang polemik hingga sekarang.
Dimulai pada sesi tes pramusim di Sirkuit Sepang, Malaysia, di mana Ducati terlihat menggunakan perangkat tersebut pada Desmosedici GP22.
Kelima pabrikan lain yang juga tergabung dalam Motorcycle Sports Manufacturer's Association (MSMA) tidak sepakat dengan apa yang dilakukan Ducati.
Baca juga: Ducati Kembali Diserang Pabrikan Lain, Minta Perangkatnya Dilarang
"Tidak ada pabrikan yang antusias tentang berinvestasi pada teknologi zaman batu," ujar Ing. Sebastian Risse, Manajer Teknis MotoGP KTM, dikutip dari Speedweek.com, Minggu (20/2/2022).
Masalahnya, perangkat suspensi depan tersebut diyakini tidak melanggar regulasi yang ada. Sebab, naik turunnya suspensi depan dilakukan secara manual ketika berakselerasi.
Pabrikan lain, seperti Honda, Yamaha, Suzuki, KTM, dan Aprilia, tetap ingin Ducati dilarang untuk menggunakan sistem tersebut saat balapan.
Sebab, pabrikan lain akan mengikutinya, seperti yang terjadi pada Holeshot Device, Rear Ride Height Adjuster, dan Rear Wheel Spoiler. Semua perangkat tersebut diciptakan oleh Ducati dan kemudian ditiru oleh pabrikan lain.
Baca juga: Hasil Tes Pramusim Hari Kedua MotoGP 2022 Sepang, Ducati Jadi Raja
Ducati belum menjelaskan keuntungan apa yang didapat dari perangkat suspensi depan ini. Namun, dari pihak Dorna Sports sudah menekankan bahwa tidak ingin menambah kecepatan motor atau anggaran tiap pabrikan.
"Kami tidak ingin kecepatan yang lebih lagi atau anggaran yang lebih tinggi," kata CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta.
Test rider Honda Stefan Bradl menduga bahwa perangkat milik Ducati akan meningkatkan akselerasi. Sebab, pusat gravitasi motor akan menjadi lebih rendah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.