JAKARTA, KOMPAS.com - Masih segar di ingatan truk menabrak belasan kendaraan di lampu merah di Simpang Rapak, Balikpapan, Jumat (21/1/2022) pagi. Kini terjadi lagi kecelakaan truk.
Kini Minggu (23/1/2022), terjadi kecelakaan melibatkan dua truk di depan Balai Kartini Jakarta Selatan.
"Terjadi kecelakaan melibatkan 2 truk di dpn Balai Kartini Jakarta Selatan, korban tutup usia dan masih dalam penanganan petugas," tulis keterangan tersebut, Minggu (23/1/2022).
Baca juga: Respons Kemenhub Soal Kecelakaan Truk Kontainer di Simpang Rapak
View this post on Instagram
Belum diketahui penyebab kecelakaan terjadi. Dari foto yang diunggah akun Instagram TMC Polda Metro, truk lebih kecil berwana hijau menabrak dump truck berwarna putih di depannya.
Kondisi truk di belakang rusak parah di bagian pengemudi dan penumpang.
Dari sisi kualitas pengemudi, Sekretaris Jenderal Indonesian Multimodal Transport Association (IMTA), Kyatmaja Lookman mengatakan, Indonesia sedang mengalami devisit sopir berpengalaman.
"Artinya, di sektor terkait pengemudi yang kompeten sangat sedikit, jadi tingkat kecelakaan menjadi tinggi," kata dia belum lama ini.
Baca juga: Seberapa Laris Mobil Asal Tiongkok di 2021?
"Untuk diketahui, pengemudi angkutan barang itu mayoritas alumni dari kernet karena permintaannya tinggi, memang tinggi, tapi sumber daya tidak ada. Jadi, mereka terpaksa jadi pengemudi," lanjut Kyatmaja.
Di sisi lain, kata dia, banyak perusahaan logistik yang tidak melatih kemampuan mengemudi sopir lewat kursus dan lainnya untuk menekan biaya pengeluaran.
"Kalau pengemudi kendaraan pribadi, itu ada les-nya untuk membantu mereka dalam mendapatkan SIM dan lulus uji kompetensi. Tapi untuk pengemudi angkutan barang tidak ada selain pengalaman jadi kernet," katanya.
Baca juga: Video Viral, Siswi Naik Motor Lawan Arah di Jalan Utama Solo-Jogja
Padahal tugas menjadi asisten atau pembantu pengemudi dengan pengemudi tunggal alias utama sangatlah berbeda. Efek jangka panjang, tingkat kemampuan pengemudi angkutan barang turun.
Selain itu izin angkutan barang pun menjadi sorotan khusus karena tidak ada syarat dan ketentuan khusus. Sehingga, tidak jarang alat angkut yang digunakan tidak laik.
"Jadi harapan saya pemerintah turut memberikan perhatian pada sektor ini sehingga tingkat kecelakaan yang melibatkan truk menjadi sedikit dan menciptakan lalu lintas yang aman dan nyaman," kata Kyatmaja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.