Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Salah, Begini Etika Putar Balik yang Benar

Kompas.com - 05/01/2022, 19:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Melakukan manuver putar balik memang kerap dilakukan ketika sedang berkendara. Biasanya ada tempat tersendiri dan sudah disediakan rambu boleh putar balik di area tersebut.

Namun walaupun sudah ada rambu dan tempat yang diperbolehkan untuk putar balik, ada saja pengendara motor yang sembarangan. Ketika manuver putar balik, mungkin sering melihat pengendara yang langsung ke lajur paling kiri.

Padahal perilaku putar balik seperti tadi sangat berbahaya dan bisa mencelakai dirinya sendiri atau orang lain. Lalu bagaimana etika putar balik yang benar?

Baca juga: Toyota Vellfire Diubah Jadi MPV Mewah Lexus LM 350, Habis Rp 290 Juta

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan, manuver putar balik adalah hal yang bisa membahayakan. Etika untuk putar balik ini harus diperhatikan semua pengendara.

“Ketika lalu lintasnya lengang, nyalakan lampu sein 50 meter sebelum tempat putar balik dan mulai berpindah lajur ke sebelah kanan. Kalau ramai, ancang-ancangnya jadi 100 meter, supaya tidak memaksakan diri,” ucap Sony kepada Kompas.com, belum lama ini.

Kemudian ketika mau putar balik, harus lihat kondisi lalu lintas dari arah berlawanan, apakah dikasih ruang atau tidak. Kalau tidak, lebih baik tunggu, jangan dipaksakan. Lalu, ketika dikasih ruang, jangan main selonong ke lajur paling kiri.

Baca juga: Cara Sederhana yang Bisa Memperpanjang Masa Pakai Aki

“Ketika putar balik jangan langsung potong ke kiri, nyalakan sein kiri, perlahan-lahan pindah lajur ke kiri,” kata Sony.

Hal yang harus diperhatikan saat melakukan putar balik yaitu, anggap sedang mengambil lajur orang lain, sehingga harus dilakukan dengan santun dan beretika. Saat berhenti menunggu lalu lintas kosong, kendaraan ada di antara arus yang berbeda dan di sebelah kanan sehingga rawan bahaya.

“Terakhir yaitu hindari gugup atau ragu-ragu yang membuat lalu lintas tertahan,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Desak TNI Penembak Polisi di Lampung Jadi Tersangka, Habiburokhman: Kan Sudah Ngaku...
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau