Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Mobil dan Motor Jakarta Seharusnya Sudah Tidak Pakai Premium

Kompas.com - 30/12/2021, 07:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kabar penghapusan produk bahan bakar minyak (BBM) Pertamina jenis Premium tengah ramai dibahas. Kepastian nasib BBM beroktan 88 ini bisa dikatakan sudah di ujung tanduk.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan, kendaraan di DKI Jakarta sudah seharusnya tidak memakai bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium, untuk mengurangi polusi udara di Ibu Kota.

"Kalau sekarang ada wacana hapus premium, Jakarta memang seharusnya sudah tidak pakai Premium,” ujar Ketua YLKI Tulus Abadi, dalam diskusi virtual yang digelar Instran, Rabu (29/12/2021).

Baca juga: Yamaha Segarkan MX King, Pakai Mesin dan Fitur Baru

Ilustrasi SPBUKOMPAS/PRIYOMBODO Ilustrasi SPBU

“Harusnya sudah pakai Pertamax atau bahkan Pertamax Turbo dengan emisi lebih rendah," kata dia.

Menurut Tulus, tingkat polusi udara dapat diperparah dengan penggunaan BBM murah seperti Premium, karena memiliki kadar emisi gas buang lebih tinggi.

Meski begitu, Tulus juga mengatakan, untuk mengurangi polusi udara, solusi yang relevan adalah beralih dari menggunakan mobil pribadi ke transportasi publik atau angkutan massal.

Baca juga: Aplikasi Transaksi Tol Tanpa Sentuh Siap Meluncur Juli 2022

Sebuah bus TransJakarta melintas saat berlangsungnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (3/7/2021). Petugas akan memberikan akses untuk melintas di titik penyekatan PPKM Darurat di 63 titik di wilayah Jadetabek yang berlaku dari 3 - 20 Juli 2021 hanya yang masuk kategori sektor-sektor esensial. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Sebuah bus TransJakarta melintas saat berlangsungnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (3/7/2021). Petugas akan memberikan akses untuk melintas di titik penyekatan PPKM Darurat di 63 titik di wilayah Jadetabek yang berlaku dari 3 - 20 Juli 2021 hanya yang masuk kategori sektor-sektor esensial. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.

Oleh sebab itu, ia mendorong badan usaha bidang jasa transportasi di Jakarta di antaranya TransJakarta melakukan inovasi layanan kepada konsumen baik pra perjalanan, selama perjalanan hingga setelah perjalanan.

"Apalagi sekarang semua didorong integrasi tarif, moda, MRT, LRT jadi positif untuk menata transportasi dan konsumen harus dimanjakan berbagai pelayanan," kata Tulus, menambahkan.

Sebelumnya, pemerintah mendorong penggunaan bensin RON 90 sebagai bahan bakar minyak ramah lingkungan, karena Indonesia kini memasuki masa transisi energi.

Baca juga: Seberapa Penting Relaksasi PPnBM Otomotif Tahun Depan?

Petugas melayani pembeli Pertalite di SPBU Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2015). PT Pertamina (Persero) mulai menjual Pertalite dengan oktan 90 kepada konsumen dengan harga Rp.8400 perliter. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOKRISTIANTO PURNOMO Petugas melayani pembeli Pertalite di SPBU Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2015). PT Pertamina (Persero) mulai menjual Pertalite dengan oktan 90 kepada konsumen dengan harga Rp.8400 perliter. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

"Kita memasuki masa transisi," kata Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih, dalam Focus Group Discussion, Senin (20/12/2021).

“Premium RON 88 akan digantikan dengan Pertalite RON 90, sebelum akhirnya kita akan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau