Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertalite dan Premium Dihapus, Apakah BBM Oktan Tinggi Cocok untuk Semua Kendaraan?

Kompas.com - 26/12/2021, 11:01 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina mengeluarkan wacana untuk menghapus bahan bakar minyak (BBM) dengan oktan rendah seperti Pertalite (90) dan Premium (88) pada 2022 mendatang.

Dengan adanya penghapusan dua jenis bensin tersebut, otomatis pemilik kendaraan yang biasanya menggunakan Pertalite dan Premium harus beralih dengan jenis lain yang memiliki oktan lebih tinggi, seperti Pertamax (92) dan Pertamax Turbo (98).

Wacana inipun memunculkan pertanyaan para pemilik kendaraan. Apakah kendaraan yang biasa minum pertalite atau premium aman jika diganti BBM dengan oktan yang lebih tinggi?

Baca juga: Jangan Sembarangan, Lampu Rem Tidak Boleh Pakai Warna Putih

Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna menjelaskan, untuk penggunaan bensin paling bagus adalah yang sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan, tidak terlalu rendah dan juga tidak terlalu tinggi.

Hal ini berkaitan dengan tingkat kompresi dari kendaraan itu sendiri. Pasalnya, jika BBM yang digunakan tidak sesuai maka akan menimbulkan dampak pada kendaraan.

“Menggunakan bensin harus sesuai dengan kompresi atau yang direkomendasikan pabrik. Jangan lebih rendah atau pun lebih tinggi karena akan ada efeknya untuk mesin,” ucap Suparna kepada Kompas.com belum lama ini.

Ilustrasi mobil mengisi BBM di SPBU PertaminaDok. Pertamina Ilustrasi mobil mengisi BBM di SPBU Pertamina

Suparna menambahkan, menggunakan bensin dengan oktan yang lebih tinggi juga akan membuat pembakaran mesin menjadi tidak sempurna.

“Hal ini karena BBM dengan oktan tinggi proses terbakarnya juga lebih lama. Misalnya, harusnya BBM sudah terbakar maksimal 5 derajat setelah TMA tapi ini belum terbakar,” kata dia.

Jawaban senada juga diungkapkan oleh Head Product Improvement/EDER Dept Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriadi. Menurutnya, penggunaan bahan bakar yang bagus adalah yang sesuai dengan rasio kompresinya.

“Misalnya kendaraan dengan rasio kompresi 1:10 ke atas paling efektif memakai bbm RON di atas 90,” kata Bambang.

Baca juga: Pelayanan Bus Trayek ke Sumatera Kini Makin Nyaman

Tetapi, jika mobil lawas dengan kompresi rendah dipaksa menggunakan bensin beroktan tinggi jelas akan berdampak di sektor mesin.

Hal ini karena ada sisa bahan bakar yang tidak terbakar dengan sempura, kemudian mengendap dan jadi kerak rabon di ruang pembakaran.

Kendati demikian, Bambang menambahkan, bagi mobil lawas yang ingin menggunakan bahan bakar beroktan tinggi bisa saja dilakukan, dengan catatan harus melakukan penyesuaian kompresi.

“Untuk kendaraan lawas bisa dilakukan setel ulang timing pengapian (menyesuaikan dengan bbm) dan menjaga kebersihan ruang bahan bakar,” ucapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com