Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fortuner Nyebur Kolam karena Ban Kedaluwarsa, Seperti Apa Ciri-cirinya?

Kompas.com - 26/12/2021, 18:51 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Salah satu penyebab kecelakaan Toyota Fortuner di Bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Minggu (26/12/2021), terjadi karena kondisi ban yang sudah tidak maksimal.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono, mengatakan, awalnya Toyota Fortuner NRKB B-1893-KLT yang dikemudikan AF melaju dari arah Selatan menuju ke Utara di jalan Medan Merdeka Selatan.

“Sesampainya di dekat Air Mancur Thamrin diduga kurang konsentrasi dan hati-hati saat berkendara sehingga menabrak trotoar dan kemudian masuk ke dalam kolam air mancur,” ujar Argo, kepada Kompas.com (26/12/2021).

Baca juga: Intip Garasi Motor Tua Milik Kolektor Asal Sukoharjo

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh JAKARTA INFO (@jktinfo)

Akibat kejadian laka lantas tersebut, Argo mengatakan, kendaraan mengalami kerusakan dan tak ada korban luka.

“Penyebab (kecelakaan) ban sudah kedaluwarsa atau tipis, dan pengemudi sedikit mengantuk. Cuaca saat itu gerimis dan ada genangan,” kata Argo.

Seperti diketahui, fenomena ban kedaluwarsa memang kerap terjadi pada mobil. Oleh sebab itu, pengemudi harus memperhatikan perawatan dan penyimpanan ban mobil agar kondisinya selalu baik.

Baca juga: Deretan Mobil yang Disuntik Mati di Indonesia Sepanjang 2021

Ilustrasi ban mobil. PIXABAY/E BOUWEN Ilustrasi ban mobil.

Rifat Sungkar, pebalap nasional dan juga Direktur Rifat Drive Labs (RDL), mengatakan, karet jadi salah satu material penting pada mobil.

Menurutnya, ban yang kedaluwarsa tidak selamanya buruk. Ban bisa habis masa tugasnya jika sudah melewati batas waktu.

Guna mengetahui apakah ban sudah melewati batas waktu atau belum, upayakan komponen pembungkus roda ini sesuai dengan tahun rakitan mobil.

Baca juga: Skutik Baru Yamaha Cygnus Gryphus Meluncur, Jadi Pesaing Vario

Ilustrasi membaca kode produksi ban mobil untuk mengetahui usia banGridOto.com Ilustrasi membaca kode produksi ban mobil untuk mengetahui usia ban

Sebagai contoh jika mobil yang dipakai merupakan rakitan tahun 2020, ban yang terpasang harus ada informasi yang tertulis angka 20. Umumnya terlihat pada dua digit di belakang penomoran ban.

"Ban itu kalau dilihat dekat sudah terlihat apakah karetnya masih fresh atau sudah keras. Kalau keras gripnya berarti kurang baik,” ujar Rifat, dalam konferensi pers virtual, Selasa (21/12/2021).

“Untuk mepertahankan kondisi ban, perhatian tekanan angin. Harus di-spooring, kalau enggak di-spooring tingkat keausan akan berbeda," kata dia.

Baca juga: Pelayanan Bus Trayek ke Sumatera Kini Makin Nyaman

Ban serep dengan posisi di kolong mobilKompas.com/Donny Ban serep dengan posisi di kolong mobil

Selain itu, Rifat turut mengingatkan agar pemilik mobil tidak lupa dengan ban cadangannya. Disarankan untuk rutin mengecek tekanan udara ban cadangan. Pasalnya meski tidak dipakai, tekanan udara dalam ban bisa turun.

"Saya selalu taruh tekanan angin 35-40 untuk ban serep. Karena belum tahu kapan bisa digunakan," ucap Rifat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau