Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Valentino Rossi Ungkap Penyesalan Terbesar Selama Balapan

Kompas.com - 23/11/2021, 10:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


TAVULLIA, KOMPAS.com - Melihat kembali karirnya yang panjang dan spektakuler, Valentino Rossi mengingat banyak hal yang membuatnya puas, termasuk penyesalan terbesar selama balapan motor.

Dengan raihan sembilan gelar juara dunia, 432 tampil dalam ajang Grand Prix, memperoleh total 6.357 poin, 96 lap tercepat, 65 pole position, dan 235 podium, Rossi merupakan seorang legenda hidup.

Tapi ada satu rekor yang luput darinya, yaitu menyalip keberhasilan Giacomo Agostini. Pebalap motor tersukses sepanjang sejarah yang juga berasal dari Italia.

Baca juga: Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia Dikembangkan demi Kurangi Emisi GRK

Valentino Rossi selalu mengandalkan helm AGV dan wearpack Dainese sejak balapan di kelas 125 cc pada 1996Dok. Dainese Valentino Rossi selalu mengandalkan helm AGV dan wearpack Dainese sejak balapan di kelas 125 cc pada 1996

Rossi mengidentifikasi penyesalannya, mengatakan jika dia bisa kembali ke masa muda dan bekerja dengan lebih giat maka dia bisa meraih gelar juara lebih banyak.

"Saya tidak pernah berlomba untuk memecahkan rekor," kata Rossi mengutip Tuttomotoriweb.it, Selasa (23/11/2021).

“Jika saya berusaha keras selama sepuluh tahun terakhir, saya akan menang lebih banyak di tahun-tahun pertama. Tapi ketika Anda muda Anda ceroboh dan Anda belajar dari pengalaman," ungkapnya.

Tapi bagaimanapun itu hanya sebuah angka. Hal yang jauh lebih berat ialah dia terlibat dalam kecelakaan yang merenggut nyawa teman sekaligus muridnya, Marco Simoncelli.

Baca juga: Toyota Tunggu Insentif Penjualan Mobil di Tahun Depan

Nomor 58 milik Marco Simoncelli dipensiunkan.wikipedia Nomor 58 milik Marco Simoncelli dipensiunkan.

“Saya akan selalu mengingat momen setelah kecelakaan di Malaysia sebagai salah satu yang terburuk dalam hidup saya,” katanya.

“Ini adalah salah satu momen ketika Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk melanjutkan, perasaan yang tidak akan pernah saya lupakan," katanya.

"Tetapi setelah itu lebih buruk lagi, karena kami kehilangan seorang pebalap hebat yang seharusnya memiliki karir hebat dan pertarungan hebat dengan pebalap terbaik, tetapi saya kehilangan seorang teman yang hebat,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com