Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Cegah Aquaplaning di Jalan Tol

Kompas.com - 16/11/2021, 16:12 WIB
M. Adika Faris Ihsan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Musim hujan kembali melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Banyak hal yang perlu diwaspadai bagi para pengguna jalan seiring datangnya musim ini.

Bambang Widjanarko, Tire & Rim Engineer sekaligus Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jateng & DIY, menyorot potensi bahaya berkendara saat sedang hujan, seperti penurunan jarak pandang dan tentu saja masalah aquaplaning.

"Guyuran air hujan di kaca mobil selain menurunkan jarak pandang dan keleluasaan pandangan kita, genangan airnya juga membuat lintasan menjadi licin dan tidak jarang juga sering memunculkan aquaplaning yang kerap menjadi penyebab kecelakaan fatal", kata Bambang kepada Kompas.com, Senin (15/11/2021).

Baca juga: Begini Eksterior Avanza Terbaru, Lebih Bongsor dan Elegan

Umum diketahui aquaplaning merupakan kondisi ban kendaraan anda tiba-tiba kehilangan daya cengkeramnya akibat berselancar diatas water film atau bahkan genangan air pada permukaan jalan, sehingga membuat kendaraan bergerak liar dan tidak terkendali.

Aquaplaningwww.tirendo.nl Aquaplaning

"Rata-rata jalanan di Indonesia baik arteri maupun tol nya tidak didukung dengan leveling dan drainase yang baik sehingga sering terjadi genangan air di mana-mana yang menyebabkan jalanan jadi rapuh dan gampang rusak," ujarnya.

Ada anggapan bahwa semakin lebar telapak ban, akan membuat kendaraan semakin aman saat melibas aquaplaning. Namun ternyata hal tersebut salah besar. Bambang menjelaskan, semakin lebar telapak ban justru akan membuat kendaraan semakin liar berselancar saat melibas aquaplaning.

Baca juga: Ulik Ubahan Teknis Xpander Facelift, Bikin Lebih Nyaman Dikendarai

"Sebagai contoh sebuah mobil Toyota Innova yang menggunakan ban ukuran 235/50 R18 dalam keadaan normal memang mempunyai daya cengkeram lebih baik daripada ban dengan ukuran 215/55 R17. Namun dalam hal melibas aquaplaning keadaannya justru bertolak belakang. Ban dengan telapak lebih sempit justru tidak sereaktif dan geraknya tidak seliar yang bertelapak lebar", ungkap Bambang lebih lanjut.

Meski begitu, lebar ban bukan jadi faktor utama. Yang paling penting dalam menghadapi aquaplaning adalah mengelola laju kendaraan dengan benar dan memilih pola telapak ban dengan tepat.

Ban dengan pola telapak directional berbentuk seperti mata panah diklaim lebih aman cegah aquaplaning.Istimewa Ban dengan pola telapak directional berbentuk seperti mata panah diklaim lebih aman cegah aquaplaning.

Telapak ban bertipe directional atau satu arah yang umumnya bercorak seperti mata panah diyakini sebagai ban yang paling baik kemampuannya dalam memompa air keluar, dibanding ban berpola telapak symmetric maupun asymmetric.

Baca juga: Cara Hyundai Jamin Harga Jual Creta Tidak Anjlok

Berkat kemampuan memompa air keluar dari bawah ban ini lah, ban bertipe directional lebih aman dalam melaju di jalan yang penuh genangan air. Namun kemampuan tersebut perlu dibayar dengan sebuah konsekuensi.

Jika kendaraan yang memakai ban tersebut dipacu dengan kecepatan tinggi saat melintasi genangan air, cipratan air yang tercipta akan lebih kencang dan besar kemungkinan mengotori pengguna jalan lain di sekitarnya seperti pengendara motor dan pesepeda.

water filmwater film
 
Detected language : English
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau