Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mudah Ketahui Kapan Waktu Tepat Ganti Busi Kendaraan

Kompas.com - 04/11/2021, 11:12 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada kendaraan bermotor, fungsi busi bisa dikatakan sangat vital, yaitu untuk proses pembakaran. Busi juga memiliki masa pakai yang harus diganti secara berkala.

Sayangnya, tidak banyak pemilik kendaraan yang mengetahui hal tersebut. Penggantian busi bisa dilakukan berdasarkan jarak atau kilometer (km), waktu, atau kondisi fisik busi.

Baca juga: Korelasi antara Kualitas BBM dan Usia Busi Kendaraan

Diko Oktaviano selaku Aftermarket Technical Support NGK Busi Indonesia, mengatakan, paling mudah yaitu dengan patokan kilometer, karena jika melihat kondisi fisik cukup sulit harus bongkar busi.

Cek busi motor sendiri saat WFHNGK Cek busi motor sendiri saat WFH

"Kriteria penggantian busi yakni berdasarkan Km dan fisik. Tapi kalau dari fisik artinya harus sering mengecek busi, dan sulit menentukan kondisinya, jadi paling gampang dari Km," kata Diko, saat Instagram live, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, busi standar NGK bisa bertahan hingga 6.000 km, setelah itu sebaiknya diganti. Walaupun, patokan tersebut juga tidak mutlak. Sebab, tergantung dari banyak hal lainnya, seperti kondisi jalan dan intensitas pemakaian.

Baca juga: Kalau Busi Mobil Mati, Jangan Cuma Ganti Satu Saja

"Bisa dicari rumus mudahnya kapan waktu yang tepat harus ganti busi. Caranya yaitu masa pakai busi sebesar 6.000 km dibagi dengan rata-rata jarak tempuh per hari," kata Diko.

Ilustrasi ganti busi motorDok. DAM Ilustrasi ganti busi motor

Diko menambahkan, misalkan dalam satu hari rata-rata berpergian jarak 10 km. Dibuat saja sampai 6.000 km itu berapa lama. Misalkan sampai tiga bulan, itu saja yang dipegang, dikaitkan dengan periode.

Diko menyarankan agar pemilik kendaraan tidak kompromi dengan kesehatan busi. Sebab, nantinya akan berpengaruh juga dengan kinerja dan performa mesin. Busi yang sudah tidak sehat juga dapat membuat kendaraan menjadi mogok.

"Lebih baik melakukan pencegahan, preventif ketimbang sudah rusak. Misalkan buat pengendara ojol, misalkan kita kompromi (ganti busi) dan motor mogok saat membawa penumpang kan tidak enak," ujar Diko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau