Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pengembangan Mobil Listrik dalam Negeri Selalu Mandek

Kompas.com - 14/10/2021, 10:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Tren mobil listrik mungkin baru digaungkan dalam beberapa waktu terakhir. Padahal, Indonesia telah memulai pengembangan mobil listrik sejak 2012.

Ketika itu Ricky Elson, seorang ilmuwan dan pemegang paten motor listrik, mendapatkan tantangan membuat mesin mobil listrik dari presiden saat itu, Susilo Bambang Yudhyono.

Tantangan itu diterimanya, dan prototipe mesin mobil listrik pun dibuat, bekerja sama dengan PT Pindad.

Baca juga: Pajak Karbon Segera Berlaku, Bagaimana Nasib Diskon PPnBM?

Ilustrasi Ricky Elson jadi salah satu pembicara dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian ESDM (13/10/2021).Youtube.com/PPSDM KEBTKE KESDM Ilustrasi Ricky Elson jadi salah satu pembicara dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian ESDM (13/10/2021).

Namun, sampai sekarang dia mengaku tak tahu lagi bagaimana kelanjutan proyek tersebut. Apakah riset yang sudah dilakukan ada yang meneruskan atau tidak. Kelanjutan nasibnya entah tak ada yang tahu.

“Sejak 2012 dicanangkan program ini, mana mesin mobil listrik Indonesia? Enggak ada," ujar Ricky dalam webinar Kementerian ESDM (13/10/2021).

"Pada akhirnya memang belum ada di Indonesia. Semua teknologi ada di luar, padahal kita memiliki nikel banyak, tembaga banyak, kita masih membeli dari luar," kata dia.

Baca juga: BPKB Hilang, Begini Syarat dan Biaya Bikin Baru

Baterai Mobil Listrik Nissan Leaf Foto: Wikipedia/H.Kashioka Baterai Mobil Listrik Nissan Leaf

Menurutnya, untuk membangun industri kendaraan listrik, Indonesia harusnya mengikuti langkah banyak negara dengan mengembangkan satu per satu teknologi dan komponen mesin mobil listrik.

Namun, yang jadi masalah adalah pengembangan mobil listrik butuh pendampingan dari pemerintah, apalagi jika ingin cepat.

"Yang penting ini adalah mendampingi. Kita sering bicara strategi, tapi minim pendampingan ke anak-anak muda kita, ke para praktisi kita, paling dibutuhkan adalah pendampingan," ucap Ricky.

Baca juga: Hyundai Mengentak di GIIAS, Unggul dari Toyota dan Honda

Tim Mobil Listrik Arjuna Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil memberikan prestasi memuaskan dalam kompetisi berskala internasional, Formula Student Electric Vehicle Concept Challange 2021 yang diadakan oleh Formula Bharat. Tim Mobil Listrik Arjuna Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil memberikan prestasi memuaskan dalam kompetisi berskala internasional, Formula Student Electric Vehicle Concept Challange 2021 yang diadakan oleh Formula Bharat.

Sebagai contoh, dalam membuat prototipe mesin mobil listrik dibutuhkan alat laser cutting untuk memotong logam menjadi sebuah komponen mesin.

Ricky berujar bahwa alat seperti itu masih langka di pusat-pusat riset, misalnya saja di bengkel-bengkel yang ada di universitas jurusan teknik.

"Seharusnya peralatan peralatan macam laser cutting seperti ini ada di pusat pengembangan. Baik di BPPT atau bengkel-bengkel di universitas, supaya satu hari bisa bikin 10-20 prototipe. Tidak apa-apa seharusnya kita investasi Rp 40-50 miliar buat anak-anak (mahasiswa)," katanya.

Baca juga: Rossi Akhirnya Mengaku Belum Siap Pensiun dari MotoGP

Setelah melakukan perjalanan selama 17 hari Motor listrik Budi Luhur-Sport Electric Vehicle 01 (BL-SEV01)KOMPAS.com/Gilang Setelah melakukan perjalanan selama 17 hari Motor listrik Budi Luhur-Sport Electric Vehicle 01 (BL-SEV01)

Ricky juga menambahkan, pengembangan mobil listrik seharusnya bukan cuma bicara soal sosialisasi atau pembuatan regulasi belaka.

Namun, riset dan pengembangan juga harus dilakukan di dalam negeri agar Indonesia tidak hanya menjadi penikmat teknologi yang sudah jadi saja.

"Mobil listrik ini bicara siapa yang cepat bergerak bukan siapa cepat sosialisasi, bikin aturan, dan akhirnya tidak memberikan kesempatan pada potensi yang besar di Indonesia," kata Ricky.

Apabila tren percepatan ini hanya dimaknai sebagai penggunaan mobil listrik, tanpa diikuti dengan riset dan pengembangan, menurut Ricky, industri kendaraan listrik Indonesia baru bisa terwujud 20-30 tahun mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau