Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/10/2021, 12:42 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini beredar di media sosial video yang memperlihatkan truk kelebihan muatan melaju di atas perlintasan kereta api Bendungan Sungai Seray, Purwokerto, Banyumas. Video tersebut diunggah oleh akun Instagram Dashcam Owners Indonesia, pada Rabu (6/10/2021).

Dalam rekaman singkat tersebut, terlihat sebuah truk membawa beban berlebih dan ditumpuk ke atas. Sudah tentu membawa beban seperti ini bisa disebut dengan Over Dimension dan Over Loading (ODOL).

Hal ini tentu sangat membahayakan, tidak hanya bagi sopir truk namun juga pengguna jalan lainnya. Bisa saja muatan tersebut terlepas dari truk dan menimpa pengendara yang berada di sekitarnya.

Baca juga: Penyebab Perilaku Sopir Truk Kerap Agresif di Jalan

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sonny Susmana mengatakan, truk yang over loading mudah kehilangan keseimbangan, apalagi jika muatan ditumpuk sangat tinggi. Sebab, titik berat tersebut sudah berubah ke atas.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dash Cam Owners Indonesia (@dashcam_owners_indonesia)

“ini yang membuat truk mudah oleng. Semakin tinggi dimensi muatan truk, semakin mudah menangkap angin samping, jadi gampang terbalik,” ujar Sony kepada Kompas.com belum lama ini.

Jika diperhatikan, truk ODOL sudah kerap kali ditemui di Indonesia. Namun, apakah sebenarnya pengemudi atau pengusaha truk tidak mengetahui efek dari truk ODOL, seperti mudah terguling.

Baca juga: Benarkah Carbon Tax Bisa Rangsang Penjualan Sedan?

Menurut Sony, faktor risiko di jalan itu tinggi, sebelum berada di jalan, pengemudi harus paham apa saja risiko bahayanya. Jika melihat kejadian truk ODOL, pengemudi nampaknya tidak punya pilihan lain selain harus berangkat, walau ia tahu kendaraan sudah kelebihan muatan.

“Rata-rata mereka (pengemudi) takut menolak yang bisa berujung pemecatan oleh bosnya. Sehingga mereka lebih memilih mengemudi dengan risiko tinggi yang tidak pernah diperhitungkan dengan cermat,” katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com