Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehadiran Angkutan Umum Tenaga Listrik Masih Sebatas Uji Coba

Kompas.com - 06/10/2021, 18:31 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam beberapa tahun terakhir sejumlah merek otomotif mulai meluncurkan mobil listrik andalannya. Termasuk juga di sektor niaga, bus listrik pun sudah hadir di tengah-tengah masyarakat.

Namun demikian, hingga saat ini belum terpantau bus listrik yang beroperasi rutin. Kehadiran angkutan umum bertenaga listrik sering kali hanya sebatas uji coba saja.

Seperti TransJakarta yang sudah melakukan uji coba bus listrik BYD pada 2020, kemudian bus listrik Higer pada September 2021.

Baca juga: Catat, Ini Besaran Denda yang Harus Dibayar Penunggak Pajak Kendaraan

Bus listrik medium Inka E-InobusKOMPAS.com/SETYO ADI Bus listrik medium Inka E-Inobus

Ahmad Safrudin, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), menilai kehadiran teknologi EV (electric vehicle) pada angkutan umum masih dijegal beberapa pihak.

“Mereka tidak rela EV melakukan penetrasi pasar, sehingga dibuat itu tidak bisa masuk pasar,” ujar pria yang akrab disapa Puput, dalam webinar yang dilansir dari Youtube infokpbb (6/10/2021).

Menurutnya, jegalan pertama pada angkutan umum bertenaga listrik dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No 73 tahun 2019.

Baca juga: Avanza Baru Jadi FWD, Apa Kelebihan Mobil Penggerak Roda Depan?

Kabin Bus listrik medium Inka E-InobusKOMPAS.com/SETYO ADI Kabin Bus listrik medium Inka E-Inobus

“Insentif yang muncul di dalam PP 73/2019, lebih dominan kepada teknologi ICE atau kendaraan konvensional. Bayangkan BEV dapat 0 persen PPnBM-nya, tapi LCGC itu 3 persen, kendaraan penumpang itu 15 persen,” ucap Puput.

“Coba bayangkan 0 persen ke 3 persen, dan ke 15 persen, ya enggak signifikan kan? Jadi itu jegalan yang pertama,” kata dia.

Kemudian jegalan kedua datang dari perizinan ujit tipe kendaraan listrik yang tampak dipersulit, terutama untuk angkutan umum.

“Mereka yang antusias menyambut EV ini, baik investor dalam rangka mengembangkan manufaktur, maupun mereka yang akan menggunakan dalam rangka armada angkutan umum, mereka sudah investasi banyak tapi kendaraannya nganggur pada saat ini,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau