Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Bus Banyak yang Jago tapi Ugal-ugalan

Kompas.com - 06/10/2021, 18:11 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengemudi bus di Indonesia bisa dibilang punya skill yang baik dalam mengoperasikan busnya. Misalnya melakukan manuver di jalanan berliku atau mengemudi di jalan tol bisa dilakukan dengan baik.

Namun, sering juga terjadi kecelakaan yang melibatkan bus di Indonesia. Misalnya yang belum lama ini dialami PO Haryanto, bus menabrak guard rail karena ingin menyalip dari bahu jalan.

Perlu diingat, bus membawa banyak penumpang di kabinnya. Seharusnya pengemudi tidak sembarangan ketika menyetir, mengingat mereka harus bertanggung jawab soal keselamatan penumpangnya.

Baca juga: Catat, Ini Besaran Denda yang Harus Dibayar Penunggak Pajak Kendaraan

Kondisi bus pariwisata rombongan SMA Muhammadiyah 1 Gondangrejo dan truk yang terlibat tabrakan di Tol Madiun-Ngawi, Minggu (3/8/2020) dini hari. (Tribun Jatim/Istimewa) Kondisi bus pariwisata rombongan SMA Muhammadiyah 1 Gondangrejo dan truk yang terlibat tabrakan di Tol Madiun-Ngawi, Minggu (3/8/2020) dini hari. (Tribun Jatim/Istimewa)

Banyaknya kecelakaan yang dialami bus, sayangnya tidak membuat para pengemudi berkaca, memperbaiki cara mengemudinya yang berbahaya.

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, banyak pengemudi bus yang punya pengalaman puluhan tahun tapi masih tidak mengerti dan paham mengemudi dengan aman.

“Pada dasarnya, skillful atau keterampilan dan pengalaman pengemudi tidak menjamin dia mengerti. Mengerti kalau mengemudikan kendaraan di jalan raya tidak hanya memerlukan keterampilan, tetapi memerlukan kemampuan,” ucap Jusri kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Avanza Baru Jadi FWD, Apa Kelebihan Mobil Penggerak Roda Depan?

Keterampilan mengemudi bus sebenarnya mudah didapatkan, mulai dari kebiasaan sampai pelatihan. Tetapi kemampuan pengemudi mengerti dan memahami dari aktivitas mengemudi itu belum tentu.

“Dia terampil, tapi dia enggak tahu kalau kecepatan sekian bisa mengerem atau engga, bisa belok atau enggak, apakah terguling atau tidak. Dia enggak tahu dan enggak paham,” kata Jusri.

Kemampuan soft skill seperti kemampuan tentang pengetahuan dari apa yang dia lakukan perlu dikuasai pengemudi bus. Kemudian pengemudi bisa meningkatkan pemahaman, cara berinteraksi, antisipasi dan empati di jalan raya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com