JAKARTA, KOMPAS.com – Perusahaan patungan antara Toyota dan Panasonic, yakni Prime Planet Energy & Solutions (PPES) berdiri tidak hanya untuk memenuhi suplai baterai bagi mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV).
Dilansir dari laman Inside EV’s, PPES siap memproduksi baterai mobil listrik murah, dengan harga 50 persen lebih terjangkau pada 2022.
Apalagi saat ini, 60 persen harga BEV merupakan biaya baterai lithium-ion dan sumber daya terkait seperti lithium dan kobalt.
Baca juga: Kecelakaan Fatal, Mantan Bos Jeep Indonesia Tuntut Prinsipal Fiat Chrysler
Sementara 40 persen sisanya merupakan biaya pengembangan, produksi, dan investasi mobil listrik itu sendiri.
Selain itu, rencana ini juga dilakukan untuk menyalip produksi baterai dari pesaing China dan Korea Selatan.
Seperti diketahui, PPES merupakan perusahaan Jepang yang dipimpin Hiroaki Koda, mantan eksekutif di Toyota.
Baca juga: Bus Single Glass Tren Lagi, Apa Kelebihannya?
PPES bakal bekerja keras untuk meningkatkan kinerja, sebab harga yang murah diperlukan agar mobil listrik dapat disebar luaskan.
Untuk tahun ini, produksi baterai lithium-ion dari pabrik di Himeji, Jepang, ditargetkan bisa memenuhi kebutuhan 80.000 BEV per tahun.
Adapun untuk memenuhi kebutuhan hybrid electric vehicle (HEV), perusahaan telah melakukan investasi dengan mendirikan pabrik di Dalian, China, dengan target 400.000 HEV setahun.
Baca juga: Cek Harga Yamaha Nmax Seken, Banyak Diburu Orang
Rencananya, dalam waktu dekat akan ada tambahan produksi bagi 500.000 HEV pada 2022 dari pabrik di pulau Shikoku, Jepang.
Menurut laporan Bloomberg, Panasonic saat ini menempati urutan ketiga dari daftar pembuat baterai EV terbanyak dengan kapasitas 9,7 GWh (Januari-April 2021) dan pangsa pasar 14,7 persen pada tahun ini.
Sementara CATL memimpin daftar dengan menghasilkan 21,4 GWh dan meraih 32,5 persen pangsa pasar pada periode yang sama. Adapun LG berada urutan kedua dengan 14,2 GWh, serta pangsa pasar 21,5 persen.
Baca juga: Lorenzo Bongkar Alasan Vinales Cabut dari Yamaha
Pabrik baterai mobil listrik di Indonesia
Di Indonesia, pembangunan pabrik baterai mobil listrik rencananya akan memulai produksi pada 2023. Pabrik ini merupakan hasil investasi dari beberapa perusahaan asal Korea Selatan dan China.
Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, mengatakan, total investasi yang dilakukan LG dengan pemerintah Indonesia mencapai 9,8 miliar dolar AS atau setara Rp 142 triliun.
“Dan CATL pun telah menandatangani Mou dengan Antam itu sebesar 5,2 miliar dollar AS, bahkan ada prospek untuk menambah lagi, tergantung volumenya,” ujar Bahlil, dalam webinar Prospek dan Tantangan Industri Baterai Nasional (24/6/2021).
“Insya Allah pabrik ini berproses dan berproduksi di tahun 2023 akhir, untuk tahap pertama 10 gigawatt per hour (GWh),” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.