JAKARTA, KOMPAS.com – Tiap lajur di jalan tol memiliki perannya masing-masing. Namun, masih banyak pengendara yang tidak menggunakan lajur sesuai fungsinya.
Padahal, tiap lajur di jalan tol punya fungsi masing-masing dan termasuk traffic enginering alias rekayasa lalu lintas.
“Lajur-lajur itu merupakan rekayasa lalu lintas,” ucap Jusri Pulubuhu, Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pengemudi Arogan, Innova Ngotot Lawan Arah Hingga Mengancam Memukul
“Di mana dalam rekayasa itu ada jalur yang dibuat (diatur sedemikian rupa). Tiap lajur punya fungsi yang berbeda-beda, agar kondisi jalan tol bisa maksimal," kata Jusri.
Menurutnya, lajur paling kiri disebut bahu jalan, berfungsi untuk emergency atau darurat jika ingin berhenti, mogok dan lainnya. Bukan digunakan untuk pergerakan kendaran apalagi menyusul.
Kemudian, di samping bahu jalan adalah lajur pertama, merupakan lajur lambat. Digunakan untuk kendaraan dengan kecepatan statis jalur konstan buat angkutan barang seperti truk.
Baca juga: Hasil MotoGP Belanda 2021, Quartararo Juara, Rossi Kecelakaan
Lajur kedua dan ketiga digunakan sebagai jalur lambat untuk menyalip. Tapi juga berfungsi untuk lajur untuk kendaran yang bergerak konstan.
"Dengan asumsi tersebut, misalkan ada truk di lajur pertama dia ingin menyalip maka dia masuk di lajur kedua kemudian kembali ke lajur pertama. Tapi lajur kedua dan ketiga juga untuk lajur konstan," kata Jusri.
Adapun lajur keempat, alias paling kanan digunakan untuk overtake hanya untuk menyalip kendaraan dari lajur yang lain. Lajur paling kanan ini digunakan untuk kecepatan tinggi.
Baca juga: Hasil Klasemen MotoGP 2021, Quartararo Makin Jauh
Meski begitu, apabila hendak menyalip dan sudah berada di lajur kanan, jangan lupa untuk kembali ke lajur dua atau tiga.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.