Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Diskon Pajak Mobil Baru, 72 Persen Konsumen Semringah

Kompas.com - 22/02/2021, 08:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah saat ini tengah berupaya menggenjot industri otomotif yang anjlok karena pandemi Covid-19. Sejumlah upaya dilakukan, salah satunya lewat pemberian insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Big Data Expert Continuum Omar Abdillah, mengatakan, mayoritas masyarakat menyambut baik rencana relaksasi pajak yang dilakukan pemerintah.

“Sebanyak 72 persen dari konsumen kita yang ada di dalam data yang kita kumpulkan ini menyambut positif kebijakan pajak gratis mobil baru,” ujar Omar, dalam diskusi virtual (21/2/2021).

Baca juga: Triton Salah Masuk Gigi dan Masuk Sungai, Kenali Kendaraan Sebelum Nyetir

Suasana booth Toyota di IIMS 2017.TAM Suasana booth Toyota di IIMS 2017.

Omar mengatakan, bahwa mereka yang mendukung rencana ini, sebanyak 63 persen menyambut baik karena harga mobil baru menjadi lebih murah.

Kemudian 33 persen menilai aturan ini bisa mendongkrak industri otomotif dan menambah lapangan pekerjaan.

Lalu sisanya sebanyak 4 persen, menyambut baik insentif ini karena dianggap jadi stimulus pertama bagi kelas menengah.

Baca juga: Ragam Promo Beli Motor Baru di IIMS Virtual 2021

Pekerja merakit komponen mobil di pabrik baru Isuzu, di Karawang, Jawa Barat, Selasa (7/4/2015). Pabrik Isuzu Karawang Plant berlokasi di kawasan Suryacipta City of Industry ini memiliki kapasitas produksi 52 ribu unit per tahun dan dapat dikembangkan menjadi 80 ribu unit per tahun.TRRIBUNNEWS / HERUDIN Pekerja merakit komponen mobil di pabrik baru Isuzu, di Karawang, Jawa Barat, Selasa (7/4/2015). Pabrik Isuzu Karawang Plant berlokasi di kawasan Suryacipta City of Industry ini memiliki kapasitas produksi 52 ribu unit per tahun dan dapat dikembangkan menjadi 80 ribu unit per tahun.

Sementara bagi yang kontra, 61 persen menilai stimulus PPnBM berisiko terhadap berkurangnya pendapatan pajak.

Sebanyak 28 persen menambah macet dan kerusakan lingkungan (polusi), serta 11 persen menganggap bahwa aturan ini bersifat elitis dan diskriminatif.

“Jadi konsumen di kota-kota besar lebih menyambut positif ketimbang konsumen di kota-kota kecil,” ucap Omar.

Baca juga: Lesu, Pasar Mobil Bekas Mulai Kena Dampak Diskon Pajak

Lalu lintas kendaraan di Tol Dalam Kota Jakarta tampak padat pada jam pulang kerja di hari ketiga pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap dua, Rabu (16/9/2020). Pembatasan kendaraan bermotor melalui skema ganjil genap di berbagai ruas Ibu Kota resmi dicabut selama PSBB tahap dua.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Lalu lintas kendaraan di Tol Dalam Kota Jakarta tampak padat pada jam pulang kerja di hari ketiga pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap dua, Rabu (16/9/2020). Pembatasan kendaraan bermotor melalui skema ganjil genap di berbagai ruas Ibu Kota resmi dicabut selama PSBB tahap dua.

Continuum mencatat, sebanyak 71,56 persen konsumen di kota besar seperti Jabodetabek, Surabaya, dan Semarang memberikan sentimen positif pada kebijakan ini.

Sedangkan nonkota besar seperti Magelang, Kebumen, dan Cilacap yang menyambut positif hanya 67,44 persen.

“Dari segi kemampuan, memang konsumen di kota-kota besar memiliki kemampuan untuk membeli mobil, ketimbang masyarakat di kota-kota kecil,” katanya.

Untuk diketahui, Continuum melakukan analisa Big Data dari pembicaraan di media sosial, khususnya Twitter.

Baca juga: Honda Kenalkan HR-V Generasi Baru, Siap Mengaspal April 2021

Jalur produksi Toyota All-New Kijang Innova di pabrik Toyota Motor Manufacturing Indoneisa (TMMIN) di Karawang I, Senin (16/11/2015).Febri Ardani/KompasOtomotif Jalur produksi Toyota All-New Kijang Innova di pabrik Toyota Motor Manufacturing Indoneisa (TMMIN) di Karawang I, Senin (16/11/2015).

Omar mengatakan, pihaknya mengumpulkan 3.000 pembicaraan di sana selama periode 28 Desember 2020 hingga 17 Februari 2021.

Dari pantauan Continuum, disebutkan bahwa pembicaraan soal diskon pajak mobil baru mulai ada sejak wacana ini diembuskan pada Desember 2020. Pembicaraan ini kembali mengalami peningkatan tren pada 11 hingga 17 Februari 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau