Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus Didorong, Industri Otomotif Jadi Sektor Andalan Ekonomi Nasional

Kompas.com - 22/02/2021, 07:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional.

Saat ini, terdapat 22 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dan 26 perusahaan roda dua, dengan serapan tenaga kerja langsung hingga puluhan ribu orang di Indonesia.

“Sektor otomotif telah menyumbangkan nilai investasi sebesar Rp 99,16 triliun dengan total kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun, serta menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38,39 ribu orang,” kata Agus dalam keterangannya, Sabtu (20/2/2021).

Baca juga: Efek Pandemi, Penjualan Mobil Awal Tahun Masih Jeblok

Ilustrasi penjualan mobilKOMPAS.com/STANLY RAVEL Ilustrasi penjualan mobil

Bahkan, lanjut dia, sektor tersebut mampu memberikan dampak luas kepada lebih dari 1,5 juta orang yang berkerja di sepanjang rantai nilai industri otomotif.

Agus juga mengemukakan, potensi industri kendaraan bermotor roda dua dan tiga di Tanah Air saat ini terdapat 26 perusahaan. Total nilai investasi yang telah digelontorkan sebesar Rp10,05 triliun dengan kapasitas produksi mencapai 9,53 juta unit per tahun dan menyerap tenaga kerja hingga 32.000 orang.

"Sehingga, otomotif dimasukkan ke dalam peta jalan Making Indonesia 4.0 yang mendapatkan prioritas pengembangan dalam implementasi industri 4.0," ungkapnya.

Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, produk kendaraan bermotor produksi dalam negeri telah mampu menembus pasar ekspor ke lebih dari 80 negara di dunia.

Baca juga: Akselerasi Industri Kendaraan Listrik Nasional Harus Berjalan Kompak

Pabrik mobil listrik PT Great Asia Link (Grain) di Surabaya, Jawa Timur, berkapasitas 80.000 unit per tahun. Grain adalah produsen mobil listrik merek nasional ELVI. Great Asia Link (Grain) Pabrik mobil listrik PT Great Asia Link (Grain) di Surabaya, Jawa Timur, berkapasitas 80.000 unit per tahun. Grain adalah produsen mobil listrik merek nasional ELVI.

"Pada periode tahun 2020, ekspor kendaraan completely build up (CBU) sebanyak 232.170 unit atau senilai Rp 41,73 triliun,” ucap dia.

Sedangkan, pengapalan untuk kendaraan completely knock down (CKD) sebanyak 53.030 set atau senilai Rp1,23 triliun, dan komponen sebanyak 61,2 juta pieces atau senilai Rp 17,52 triliun.

“Seiring program Making Indonesia 4.0, sektor industri kendaraan bermotor nasional ditargetkan akan menjadi pemain global,” kata Menperin.

Bahkan, Indonesia akan menjadi ekspor hub kendaraan bermotor, baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak atau internal combustion engine (ICE) maupun kendaraan listrik atau electrical vehicle (EV).

“Salah satu strategi otomotif 4.0 adalah membangun ekosistem untuk industri EV, dimulai dengan penguasaan kemampuan manufaktur sepeda motor listrik, kemudian kemampuan manufaktur baterai dan mobil listrik yang sesuai dengan tren global,” ucap Agus.

Baca juga: Berapa Besar Penurunan Harga Mobil Bekas saat Bebas PPnBM Berlaku?

Presiden Joko Widodo menaiki salah satu produk mobil yang diluncurkan bersamaan dengan peresmian pabrik mobil Esemka milik PT Solo Manufaktur Kreasi, di Sambi-Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019) siang.ISTANA PRESIDEN/AGUS SUPARTO Presiden Joko Widodo menaiki salah satu produk mobil yang diluncurkan bersamaan dengan peresmian pabrik mobil Esemka milik PT Solo Manufaktur Kreasi, di Sambi-Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019) siang.

Agus menegaskan, guna mendongkrak kembali produktivitas, penjualan dan daya saing industri otomotif nasional akibat dampak pandemi Covid-19, pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan atau stimulus.

Misalnya, insentif penurunan PPnBM untuk kendaraan bermotor pada segmen kendaraan dengan cc di bawah 1500, yaitu untuk kategori sedan dan 4x2.

“Langkah ini dilakukan karena pemerintah ingin meningkatkan kembali pertumbuhan industri otomotif, sehingga tetap menjadi sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com