Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Integrasi Transportasi dan Covid-19 Tekan Kemacetan Jakarta

Kompas.com - 19/01/2021, 09:51 WIB
Stanly Ravel

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengantongi tingkat kemacetan 36 persen, DKI Jakarta berhasil keluar dari daftar 10 kota termacet dunia versi Tom Tom Traffic Index 2020.

Secara tak langsung, kondisi tersebut menggambarkan kepadatan lalu lintas Ibu Kota makin berkurang. Namun perlu diketahui survei yang dilakukan terjadi saat pandemi Covid-19 melanda.

Artinya, besar kemungkinan penurunan kemacetan lebih dikarenakan imbas kebijakan layaknya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengatur mobilitas masyarakat.

Baca juga: Jakarta Keluar dari Daftar 10 Besar Kota Termacet di Dunia 2020

Menanggapi hal tersebut, Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, tak menampik PSBB ikut berkontribusi menekan angka kemacetan lalu lintas.

"Sebenarnya banyak faktor, tapi secara pengaruh besar bisa dikatakan dari dua hal, yaitu segi layanan transportasi yang makin terintegrasi dan imbas dari Covid-19," ucap Syafrin saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/1/2021).

Menurut Syafrin, Covid-19 membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan yang menekan mobilitas masyarakat. Apalagi sampai penerapan pembatasan di sektor perkantoran, fasilitas umum, dan lain sebagainya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by DISHUB PROVINSI DKI JAKARTA (@dishubdkijakarta)

Secara tak langsung, hal tersebut membuat jumlah kendaraan di Jakarta berkurang. Bahkan meski tanpa ada ganjil genap, sejauh ini kondisi lalu lintas masih cukup baik.

Baca juga: Jakarta Kembali Padat, Kapan Ganjil Genap Mulai Berlaku?

Namun demikian, Syafrin menilai kontribusi paling berpengaruh datang dari pembenahan segi transportasi yang telah dijalankan sejak tahun lalu.

Karena dengan menerapkan integrasi, otomatis makin mempermudah masyarakat bermobilitas menggunakan sarana angkutan umum dari satu tempat ke tempat lain, belum lagi dengan ragam fasilitas yang ikut dibangun.

"Integrasi transportasi kita jalankan secara masif sejak tahun lalu, bahkan saat pandemi tetap melakukan penataan stasiun, pembangunan fasilitas sepeda, infrastruktur jalan seperti fly over dan underpass, serta lainnya," ucap Syafrin.

"Artinya, kalau melihat 416 kota di dunia yang di survei Tom Tom, kondisinya sama-sama dilanda Covid-19. Pengaruh lalu lintas ada, tapi poin utama tak lepas dari pengelolaan yang dilakukan pemerintah masih-masing," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
tekan kmacetan jkt, bukan krn jasa anies, wong dia ga' ngapa2-in, psbb dsb aja brjalan tanpa arahan & tujuan yg jelas dr gub'jkt! ga' bakal kita lupa tuh komen dia yg mnyalahkn infrastruktur sbg pnyebab banjir, pdhl rmh pompa air aja ga' drawat sm dia, blum lg dia ksih cth mlanggar protokol kesehatn


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau