Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Integrasi Transportasi dan Covid-19 Tekan Kemacetan Jakarta

Kompas.com - 19/01/2021, 09:51 WIB
Stanly Ravel

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengantongi tingkat kemacetan 36 persen, DKI Jakarta berhasil keluar dari daftar 10 kota termacet dunia versi Tom Tom Traffic Index 2020.

Secara tak langsung, kondisi tersebut menggambarkan kepadatan lalu lintas Ibu Kota makin berkurang. Namun perlu diketahui survei yang dilakukan terjadi saat pandemi Covid-19 melanda.

Artinya, besar kemungkinan penurunan kemacetan lebih dikarenakan imbas kebijakan layaknya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengatur mobilitas masyarakat.

Baca juga: Jakarta Keluar dari Daftar 10 Besar Kota Termacet di Dunia 2020

Menanggapi hal tersebut, Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, tak menampik PSBB ikut berkontribusi menekan angka kemacetan lalu lintas.

Foto aerial pembangunan jalan layang tapal kuda di kawasan Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, progres pembangunan jalan layang tapal kuda di Lenteng Agung sudah mencapai 75 persen dan ditargetkan selesai pada bulan Desember 2020.ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA Foto aerial pembangunan jalan layang tapal kuda di kawasan Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, progres pembangunan jalan layang tapal kuda di Lenteng Agung sudah mencapai 75 persen dan ditargetkan selesai pada bulan Desember 2020.

"Sebenarnya banyak faktor, tapi secara pengaruh besar bisa dikatakan dari dua hal, yaitu segi layanan transportasi yang makin terintegrasi dan imbas dari Covid-19," ucap Syafrin saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/1/2021).

Menurut Syafrin, Covid-19 membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan yang menekan mobilitas masyarakat. Apalagi sampai penerapan pembatasan di sektor perkantoran, fasilitas umum, dan lain sebagainya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by DISHUB PROVINSI DKI JAKARTA (@dishubdkijakarta)

Secara tak langsung, hal tersebut membuat jumlah kendaraan di Jakarta berkurang. Bahkan meski tanpa ada ganjil genap, sejauh ini kondisi lalu lintas masih cukup baik.

Baca juga: Jakarta Kembali Padat, Kapan Ganjil Genap Mulai Berlaku?

Namun demikian, Syafrin menilai kontribusi paling berpengaruh datang dari pembenahan segi transportasi yang telah dijalankan sejak tahun lalu.

Karena dengan menerapkan integrasi, otomatis makin mempermudah masyarakat bermobilitas menggunakan sarana angkutan umum dari satu tempat ke tempat lain, belum lagi dengan ragam fasilitas yang ikut dibangun.

Bus transjakarta melenggang di antara kemacetan di Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2020). Lembaga Pemantau Kemacetan Lalu Lintas TomTom memastikan Jakarta ada di posisi ke-10 kota termacet di dunia pada 2019 dengan indeks kemacetan 10 persen.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Bus transjakarta melenggang di antara kemacetan di Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2020). Lembaga Pemantau Kemacetan Lalu Lintas TomTom memastikan Jakarta ada di posisi ke-10 kota termacet di dunia pada 2019 dengan indeks kemacetan 10 persen.

"Integrasi transportasi kita jalankan secara masif sejak tahun lalu, bahkan saat pandemi tetap melakukan penataan stasiun, pembangunan fasilitas sepeda, infrastruktur jalan seperti fly over dan underpass, serta lainnya," ucap Syafrin.

"Artinya, kalau melihat 416 kota di dunia yang di survei Tom Tom, kondisinya sama-sama dilanda Covid-19. Pengaruh lalu lintas ada, tapi poin utama tak lepas dari pengelolaan yang dilakukan pemerintah masih-masing," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com