Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar Tidak Dianjurkan Bawa Motor ke Sekolah karena Mudah Terbawa Emosi di Jalan

Kompas.com - 24/11/2020, 09:12 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mempromosikan mengenai larangan siswa, baik SMP maupun SMA mengendarai sepeda motor ke sekolah.

Salah satu dasar larangan tersebut tidak lain adalah sesuai dengan Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

Para pelajar tersebut dipastikan belum mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM) karena belum berusia 17 tahun.

Dengan begitu, jika para siswa tersebut mengendarai sepeda motor ke sekolah otomatis merupakan bentuk pelanggaran lalu lintas.

Baca juga: Jika SIM Hilang, Pemilik Harus Bikin Baru Lagi?

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengapresiasi larangan tersebut.

Ilustrasi siswa bermotor.Tribun Jogja Ilustrasi siswa bermotor.

Menurutnya, hal itu cukup bagus untuk menjaga generasi muda ke depannya agar tidak terlibat dalam kecelakaan lalu lintas.

“Selama ini, para pelajar naik motor ke sekolah salah satunya karena ada izin dari orang tua mereka. Dan sekolah tutup mata karena orang tua sudah memperbolehkannya,” kata Sony kepada Kompas.com, Senin (23/11/2020).

Menurut Sony, ada beberapa alasan yang mendasari hal itu terjadi. Mulai dari minimnya angkutan umum yang ada, waktu yang mepet, serta karena kesibukan orang tua masing-masing.

Baca juga: Catat, Ini Syarat dan Biaya Mengurus SIM yang Hilang

“Padahal yang tidak diketahui oleh orang tua adalah mereka belum siap secara mental dan emosional,” tuturnya.

Tangkapan layar dari sebuah video yang memperlihatkan lima orang anak Sekolah Menengah Atas (SMA) berboncengan dalam satu sepeda motor viral di media sosial Instagram, Jumat (21/2/2020).INSTAGRAM/@FAKTA.INDO Tangkapan layar dari sebuah video yang memperlihatkan lima orang anak Sekolah Menengah Atas (SMA) berboncengan dalam satu sepeda motor viral di media sosial Instagram, Jumat (21/2/2020).

Mungkin, kata Sony, dari rumah para siswa mengendarai sepeda motor dengan sopan dan tertib. Tetapi, berbeda halnya ketika sudah berada jauh dari rumah.

“Para pelajar itu cenderung mengendarai kendaraan roda dua secara ugal-ugalan, ngebut karena buru-buru agar tidak terlambat ke sekolah,” ucapnya.

Baca juga: Bisakah SIM Gantikan KTP Saat Bayar Pajak Kendaraan?

Dalam kondisi ini, menurut Sony, sangatlah berbahaya karena pelajar yang tidak bisa mengendalikan kendaraannya bisa saja menyerempet pengguna jalan lain.

“Kurangnya pengetahuan dan edukasi mereka akan pentingnya berkendara masih rendah, akhirnya berkendara nyerempet bahaya bagi dirinya dan orang lain,” kata Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau