Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panik Saat Mengalami Kecelakaan Wajar, Tapi Jangan Berlarut-larut

Kompas.com - 04/11/2020, 11:02 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Panik adalah kondisi yang wajar dirasakan oleh seseorang ketika mengalami kecelakaan. Namun, jangan biarkan perasaan panik itu berlarut-larut dalam waktu yang panjang setelah kejadian.

Sebab, kepanikan akan membuat otak sulit berpikir jernih, sehingga tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika dalam keadaan genting dan terdesak usai mengalami kecelakaan.

Pada beberapa kasus kecelakaan mobil, kepanikan dapat berakibat fatal. Misalnya, kecelakaan yang menyebabkan mobil tenggelam. Jika sudah panik, cara membuka sabuk pengaman (seat belt) saja bisa terlupakan.

Baca juga: Perbedaan Mobil Penggerak Depan dan Belakang saat Over Steer

“Biasanya, seat belt enggak bisa terbuka karena panik. Dia lupa mau buka seat belt saja sampai mutar-mutar,” ujar Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu kepada Kompas.com.

Mobil TenggelamKompas Otomotif Mobil Tenggelam

Menurut Jusri, hingga saat ini dirinya belum pernah menemukan kasus sabuk pengaman mengalami macet usai kecelakaan. Sebab berdasarkan uji coba, sabuk pengaman tetap bisa dilepaskan meskipun dalam keadaan terendam air.

Baca juga: Ini Penyebab Boks CVT Skutik Bunyi

“Kecuali, seat belt menggunakan komponen elektronik, kalau terendam kan rusak,” kata Jusri.

Oleh karena itu, selalu berusaha tenangkan diri meski mengalami kecelakaan. Dengan keadaan diri yang tenang, peluang menyelamatkan diri menjadi lebih besar. Bahkan, tidak hanya menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga bisa menolong orang lain yang turut serta dalam kecelakaan tersebut.

“Jangan panik setelah kecelakaan, baik penumpang atau pengemudi. Bagi yang masih sadar, segera menolong diri sendiri dan orang lain,” ucap Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau