JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah pandemi seperti ini, banyak orang mencoba melakukan segala sesuatu di rumah. Termasuk dalam hal perawatan sepeda motor.
Upaya tersebut mungkin saja dilakukan. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah mendeteksi ketebalan kampas rem.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Motor Terobos Banjir Bikin Rem Berdecit?
Untuk kendaraan yang diproduksi saat ini, umumnya menggunakan dua jenis rem, yakni rem tromol dan rem cakram.
Ade Rohman selaku Technical Service Sub Departmen Head PT Daya Adicipta Motora, mengatakan, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pemeriksaan secara berkala setiap 4.000 km. Selanjutnya, periksa keausan kampas rem terhadap batas servis melalui indikatornya.
“Bagi sepeda motor yang sudah menggunakan jenis rem Cakram, perawatan juga bisa dilakukan dengan membersihkan piringan cakran sampai ke bagian lubang anginnya,” ujar Ade, dalam keterangan resminya.
Ade menambahkan, untuk pemeriksaan rem jenis tromol dapat dilakukan mulai dari mengecek keausan rem tromol. Pemeriksaan jarak main bebas tuas rem untuk rem depan 10-22 mm, rem belakang matik 10-22 mm, bebek dan sport 20-30 mm.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Saat Hujan Tak Boleh Mengerem Pakai Rem Depan?
"Setel jarak main bebas rem apabila tidak standar, dapat memutar mur penyetel pada bagian ujung kabel rem, dan terakhir periksa lampu switch rem," kata Ade.
Sementara untuk sepeda motor dengan jenis rem cakram, pemeriksaan terbagi ke dalam dua bagian, yaitu cara kerja rem hidrolik dan pemeriksaan jika adanya udara palsu di sistem rem hidrolik.
Untuk pemeriksaan cara kerja rem hidrolik dapat dilakukan dengan langkah awal memposisikan motor pada standar tengah. Selanjutnya periksa kelancaran putaran roda dua saat tuas rem bebas, jika bisa berputar lancar maka dapat dikatakan normal. Kemudian tekan dan lepaskan tuas rem beberapa kali, putar kembali roda harus berputar lancar.
“Ulangi langkah-langkah tersebut untuk memastikan rem bekerja dengan normal,” ujar Ade.
Apabila saat pemeriksaan adanya udara palsu pada sistem rem hidrolik, maka hal pertama adalah menekan dan menahan tuas rem. Dikatakan normal jika tuas rem terasa ada tekanan yang kuat.
Namun, jika ada udara palsu, terasa tidak ada tekanan atau kosong. Disarankan mengganti minyak rem dengan yang baru dan lalukan pemeriksaan apakah adanya kebocoran pada sistem rem hidrolik.
“Pada dasarnya sistem pengereman tipe tromol dan cakram dilengkapi dengan indikator keausan, jika indikator sudah sejajar atau menipis dengan batas maksimal keausannya maka harus segera melakukan penggantian kampas rem," kata Ade.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.