JAKARTA, KOMPAS.com - Aki pada kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun mobil digolongkan dalam dua jenis. Masyarakat umum biasa menyebut dengan aki basah dan aki kering.
Perlu diketahui, pada dasarnya semua jenis aki (kering dan basah) tetap menggunakan cairan elektroda (biasa disebut air aki).
Namun pada jenis aki kering, cairannya lebih padat dan berbentuk gel. Aki basah biasanya membutuhkan perawatan rutin, berbeda dengan aki kering yang sifatnya bebas perawatan atau maintenance free (MF).
Baca juga: Hasil Kualifikasi MotoGP Emilia Romagna, Vinales Pole Position Lagi.
Kepala Bengkel Auto 2000 Cilandak, Suparna, keduanya memiliki fungsi yang sama, kualitasnya juga tidak jauh berbeda karena sama-sama menggunakan cairan elektroda. Lantas, mana yang lebih baik?
Baca juga: Pebalap MotoGP Dapat Jatah Coba Sirkuit Portimao.
“Pada dasarnya aki basah bisa lebih awet, jika catatan volume airnya selalu dijaga. Selain itu aki basah lebih menyesuaikan dengan kondisi Indonesia karena penguapan pada aki juga dibutuhkan. Tetapi harus rutin di cek setiap bulan,” ujar Suparna belum lama ini kepada Kompas.com.
Sementara pemilik mobil yang cenderung tidak sempat merawat kendaraan, misalnya karena sibuk kerja, sebaiknya menggunakan aki kering karena aki ini tidak memerlukan perawatan rutin.
“Namun, aki kering rata-rata kalau sudah 1,5 tahun atau 2 tahun harus diganti dengan yang baru. Sebab, maksimal usia pakainya segitu,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.