Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Ngotot Dorong Pengembangan Mobil Listrik di Indonesia

Kompas.com - 07/09/2020, 11:35 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Panjaitan, menilai kondisi pandemi virus corona alias Covid-19 merupakan momentum terbaik dalam mengembangkan mobil listrik di Indonesia.

Hal ini dikarenakan berbagai negara mengalami dampak yang sama imbas pandemi, sehingga program percepatan kendaraan listrik jadi dimulai bersama-sama. Di samping itu, Indonesia juga memiliki sumber utama untuk baterainya.

"Untuk mengembangkan kendaraan listrik nasional saya termasuk yang paling ngotot. Karena kita tidak mau terus menerus menjadi pasar impor kendaraan," katanya, Minggu (6/9/2020).

Baca juga: Menhub Dorong Transportasi Otonom untuk Ibu Kota Baru Indonesia

Ilustrasi pemanfaatan SPKLU di PLN menggunakan Hyundai IoniqKOMPAS.com/Ruly Ilustrasi pemanfaatan SPKLU di PLN menggunakan Hyundai Ioniq

"Apalagi teknologi kendaraan listrik relatif lebih mudah dikembangkan dan Indonesia memiliki nikel terbesar di dunia sebagai bahan baku pembuatan baterai," ujar Luhut lag

Dalam mendorong industri kendaraan listrik, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah payung hukum untuk mengembangkan kendaraan listrik, seperti Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Perpres ini menandakan kebangkitan Indonesia untuk menjadi produsen kendaraan listrik.

Untuk mengembangkan kendaraan listrik, kata Luhut, Indonesia menggandeng dengan sejumlah negara antara lain China yang teknologi industri tersebut sudah sangat maju dan bahkan hampir merajai kendaraan listrik di dunia.

Indonesia, kata dia, tidak perlu naif untuk belajar teknologi kendaraan listrik dari China mengingat negara itu memiliki pengalaman sangat lama dalam mengembangkan kendaraan listrik.

Baca juga: OJK Berikan Insentif Buat industri Hulu Kendaraan Listrik

Charging station milik BPPT untuk kendaraan listirik.stanly Charging station milik BPPT untuk kendaraan listirik.

Namun demikian, tegas Luhut, ke depannya harus ada transfer teknologi yang nantinya bisa dikembangkan oleh tenaga-tenaga ahli orang Indonesia.

"Untuk itu Indonesia sudah mengirimkan banyak tenaga-tenaga ahli dari berbagai universitas terkemuka dikirim ke China untuk belajar kendaraan listrik. Kita pelajari keberhasilannya juga kesalahan yang pernah mereka alami," ucap Luhut.

Penasehat Khusus Bidang Kebijakan Inovasi dan Daya Saing Industri Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Satryo Soemantri menyatakan, Indonesia telah siap menjadi produsen kendaraan listrik selain memiliki cadangan bahan baku berupa nikel dan kobalt.

"Kita tentunya tidak ingin menjadi importir kendaraan terus-menerus, tapi harus bisa memproduksi kendaraan listrik. Dari sisi teknologi sebenarnya Indonesia sudah bisa menguasai," kata Satryo.

Pemerintah juga mendorong swasta yang selama ini mengimpor kendaraan listrik untuk segera membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia dengan menggandeng prinsipal dari luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau