Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pedagang Selalu Mendominasi Lelang Mobil?

Kompas.com - 13/08/2020, 09:02 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mencari mobil bekas bisa dengan berbagai macam cara, salah satunya ialah dengan mengikuti lelang. Saat ini sudah banyak balai lelang yang fokus melelang kendaraan bermotor.

Meski begitu, saat ini belum banyak konsumen pribadi yang mengikuti lelang. Bady Qadarsyah, Operation Head Balai Lelang Auksi, mengatakan lelang mobil masih didominasi pedagang.

Baca juga: Hindari Kebiasaan Cuci Motor Setelah Pulang Kerja

"Memang saya akui pedagang masih mendominasi lelang, dan ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami atau balai lelang bagaimana user bisa masuk ke dalam lelang," kata Bady dalam video telekonferensi, Rabu (12/8/2020).

Lelang mobil AuksiFoto: Istimewa Lelang mobil Auksi

Bady mengatakan, salah satu kenapa belum banyak kosumen pribadi yang mengikuti lelang karena masih kuatnya persepsi di masyarakat bahwa unit yang dilelang bukan barang yang mulus.

Selain soal barang yang dilelang, masih ada persepsi bahwa mengikuti lelang otomotif sulit. Kemudian barang yang dilelang pasti bermasalah secara hukum karena hasil sitaan atau lainnya.

Baca juga: Rossi Sebut KTM Bakal Jadi Ancaman Yamaha di MotoGP Austria

Lelang mobil sitaan Ditjen Pajak merk Nissan Latio 1.8 AT tahun 2009 yang akan dilelang di lelang.go.id. (Tangkapan layar dari lelang.go.id)Dokumen lelang.go.id Lelang mobil sitaan Ditjen Pajak merk Nissan Latio 1.8 AT tahun 2009 yang akan dilelang di lelang.go.id. (Tangkapan layar dari lelang.go.id)

"Ini menjadi tugas kami dan juga regulator untuk menjelaskan apa itu lelang yang sebenarnya adalah mudah dan menyenangkan," katanya.

Bady mengakui, ada satu kekurangan lelang terutama lelang otomotif dibanding cara pembelian mobkas yang lain, yakni barang yang dilelang dijual apa adanya sehingga terlihat kurang menarik.

"Unit yang dilelang apa adanya tidak dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Ini yang juga menjadi tugas kami untuk menjelaskannya kepada masyarakat," kata Bady.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com