JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini hampir seluruh mobil baru sudah disematkan daytime running light (DRL) guna meningkatkan keselamatan berkendara bagi pengguna jalan lain.
Namun, tak sedikit pengguna yang masih salah kaprah dalam memanfaatkannya. Alhasil fitur tersebut tidak bisa dioptimalkan dan membuat permasalahan baru.
"Sejatinya, fungsi utama DRL itu bukan untuk menerangi ruas jalan tetapi membuat pengendara lain melihat kendaraan kita karena mencolok. Sehingga, kalau sore hari tetap hidupkan lampu utama," kata Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) kepada Kompas.com, belum lama ini.
Baca juga: Drama Gugatan Motor Tak Wajib Nyalakan Lampu pada Siang Hari Berakhir
DRL merupakan lampu LED berwarna putih yang otomatis menyala setiap saat mobil dihidupkan oleh pengemudi.
Menurut studi Committee for Risk Assestment (RAC) di Eropa, fitur ini awalnya dibuat agar mobil lebih mudah dilihat oleh pengguna jalan lain ketimbang sebagai pencahayaan utama.
Oleh sebab itu, DRL akan otomatis mati ketika lampu utama dinyalakan dan sinarnya tidak terlalu terang.
Baca juga: Bukan Cuma Motor, Lampu Siang Hari Harusnya Wajib Bagi Semua Kendaraan
Meski pancaran cahayanya tidak begitu luas, DRL mampu menambah visibilitas pengemudi saat menyetir ketika senja, hujan, maupun menjelang malam. Tapi ketika jarang pandang tak memungkinkan, diwajibkan pengemudi untuk menyalakan lampu utama.
"Pahami fungsinya, DRL itu bukan seperti lampu LED atau lampu utama. Ia diciptakan dengan tujuan tersendiri," ujar Jusri lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.