Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/05/2020, 07:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Mayoritas bus besar yang beredar di jalanan sudah menggunakan rem udara atau rem angin. Suaranya khas ketika digunakan, banyak yang bilang mirip bunyi kentut.

Sistem pengeremannya menggunakan kompresor untuk mengambil dan menekan udara dari luar. Setelah terkumpul akan disimpan di tangki udara.

Kompresor udara untuk sistem pengereman ini tersambung dengan mesin bus. Jadi jika mesin bus dimatikan, kompresor tidak menyuplai udara ke dalam tangki.

Lalu apakah ketika mesin dimatikan, bus tidak bisa mengerem?

Baca juga: Cicilan Xpander Mulai Rp 3 Jutaan, Bunga 0 Persen

rem udara busKompas.com/Fathan Radityasani rem udara bus

Werry Yulianto, Export Manager dari Karoseri Laksana, mengatakan, rem bus akan tetap bekerja selama masih ada udara pada tangkinya.

“Kalau mesin bus mati, rem masih bisa digunakan selama masih ada udara di tangkinya. Kalau di tangki udaranya habis, enggak bisa mengerem, untuk melihat ada atau tidaknya udara pada tangki, bisa mengecek lewat indikator yang ada di dasbor,” kata Werry kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Kompresor untuk rem bus memiliki pressure regulator yang mengatur masuk tidaknya udara ke dalam tangki ketika tekanannya sudah maksimal.

Baca juga: Ini Denda bagi Pemudik yang Kembali ke Jakarta Tanpa Membawa SIKM

Jika tekanannya sudah maksimal, secara otomatis tangki udara akan mengeluarkan sedikit anginnya.

Oleh karena itu, ketika bus mengerem, sering terdengar suara mendesis seperti angin yang kencang dari kendaraan tersebut.

Jika tekanannya kurang dari 740 KPa, kompresor akan kembali mengisi tangki udara sampai stabil.

Rem angin adalah sistem pegereman yang memanfaatkan energi angin sebagai media penekan kampas rem.

Berbeda dengan rem hidraulis, energi tekan pada kampas rem tidak secara langsung diperoleh dari pedal yang ditekan oleh kaki pengemudi. Namun, dari udara yang memiliki tekanan tinggi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com