Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengujian B100 Oleh Kementan Tanpa Melibatkan ATPM Mobil

Kompas.com - 13/02/2020, 07:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna mendukung program pemerintah untuk mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil dan menghemat devisa negara, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan uji coba penggunaan biodiesel 100 persen atau B100 pada kendaraan bermotor.

Kepala Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Fadjry Djufry, mengatakan, pengujian dilakukan dengan cara tes jalan atau road test. Namun, dalam prosesnya pihak Kementan tidak mengikutsertakan agen tunggal pemegang merek mobil di dalam negeri.

"Pengujian (road test) biodiesel dari CPO (crude palm oil) sawit B100 dilakukan beberapa bulan lalu, untuk melihat langsung bagaimana kerja mesin mobil terhadap bahan bakar tersebut," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Baca juga: Bahan Bakar Solar B100 Mulai Dilakukan Tes Jalan

B30esdm.go.id B30

Meski tak memberikan keterangan terkait alasan melakukan pengujian secara mandiri, disebutkan bahwa tes jalan B100 dilakukan pada mobil dinas Kementan, salah satunya kendaraan khusus penjemputan karyawan.

"Pengujian belum berlanjut. (Mobil yang masih ada stiker road test B100) itu hanya label saja yang belum dibuka," kata Fadjry.

Hal tersebut senada dengan pernyataan Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy yang tidak mengetahui informasi tentang adanya uji jalan untuk bahan bakar B100.

"Setahu saya terakhir yang diuji bersama adalah B30 kemarin, dengan Gaikindo, BUMN, serta Pemerintah. Bila saya lihat foto unit yang sedang diujikan, sepertinya itu mobil milik Kementerian terkait sendiri (bukan dari pihak Toyota)," ujarnya saat dikonfirmasi.

Baca juga: Selain XL7, Suzuki Punya SUV Baru untuk Indonesia

Pemerintah mulai uji coba B30 Pemerintah mulai uji coba B30

Tahun lalu, Kementan pernah melakukan hal serupa yakni menguji penggunaan B100 pada kendaraan bermotor. Hasilnya, bahan bakar mampu mencapai jarak 13,1 kilometer per liter atau lebih jauh dibanding solar biasa yang hanya mencapai 9 kilometer per liter.

"Lebih dari itu, penggunaan B100 ini bisa menghemat devisa sebesar Rp 26 triliun yang berdampak langsung pada kesejahteraan petani sawit," kata Pelaksana Tugas Jenderal Kementan, Momon Rusmono dalam siaran resmi.

Momon menyebutkan, penghematan ini bisa didapat dari substitusi impor solar yang selama ini cukup tinggi. Di sisi lain, biodiesel juga mampu mengurangi pencemaran lingkungan karena rendah polusi dan berbahan baku minyak sawit alias crude palm oil (CPO) 100 persen.

"Kita sudah membuktikan dengan uji coba pada mobil-mobil dinas Kementan. Dari ujicoba ini, para sopir mengaku kualitas Biodiesel B100 sudah setara dengan DEX yang selama ini digunakan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com