Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Micro Sleep dan ABS saat Perjalanan jauh

Kompas.com - 20/05/2019, 16:24 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam mengemudi kita mengenal istilah micro sleep yang sering dikaitkan dengan kecelakaan lalu lintas. Namun rupanya selain micro sleep ada jenis kelelahan lain yang tak kalah berbahaya bernama Auto Behavior Syndrom (ABS).

Jusri Palubuhu, pakar keselamatan berkendara dan juga Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengatakan, orang sering menyebut micro sleep sebagai penyebab kecelakaan, padahal mungkin yang sebetulnya terjadi pengemudi mengalami ABS.

Baca juga: Rotasi Ban Sebelum Mudik, Ini Hukumnya

"Micro sleep lebih sering terjadi di karena kondisi otak yang tak awas. Sedangkan kalau ABS itu keletihan atau fatigue yang sangat berkepanjangan sehingga tanpa sadar tertidur di jalan," kata Jusri kepada Kompas.com, Senin (20/5/2019).

Jusri mengatakan, micro sleep memiliki periode mulai dari 2-30 detik. Biasanya terjadi saat pengemudi melalui jalanan monoton. Hal ini bisa terjadi karena pengemudi sudah terlalu hafal jalur yang dilewati atau jalan yang dilewati membosankan seperti di tol.

"Micro sleep terjadi pada pengemudi yang melakukan perjalanan komuter. Misalkan tiap hari dia lewat jalur Bekasi-Pal Merah, otak dia jenuh dan tak terstimulus karena kondisi yang dilalui itu-itu saja. Micro sleep juga terjadi di laboratorium dan operator mesin berat," katanya.

Baca juga: Mudik Bawa Mobil, Jangan Bebani Diri dengan Bawa Barang Ini

Sedangkan ABS kata Jusri lebih kompleks, kondisi ini melibatkan berbagai faktor yang bermuara kepada keletihan baik otak maupun fisik. Di Indonesia kata Jusri, pengertian ABS sebagai gejala yang harus diantisipasi dalam berkendara belum meluas di masyarakat.

"ABS terjadi karena keletihan. Bisa kurang tidur dalam jangka waktu yang lama, misal berminggu-minggu kurang tidur. Kemudian melakukan perjalanan panjang yang menguras stamina. Kondisi ABS ini banyak terjadi di pengemudi angkutan barang dan penumpang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau